close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara selama konferensi pers di gedung Dewan Federal Reserve di Washington, Rabu, 27 Juli 2022. AP Photo/Manuel Balce Ceneta
icon caption
Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara selama konferensi pers di gedung Dewan Federal Reserve di Washington, Rabu, 27 Juli 2022. AP Photo/Manuel Balce Ceneta
Dunia
Kamis, 22 September 2022 08:14

The Fed kembali kerek suku bunga 75 basis poin

Bahkan The Fed memperkirakan tingkat suku bunga acuannya naik lebih cepat dari yang diharapkan.
swipe

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve kembali menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 75bps pada Rabu (21/9). Kenaikan ini adalah yang ketiga kalinya berturut-turut dan menjadi level tertinggi sejak 2008.  Artinya saat ini The Fed menaikkan suku bunga di kisaran 3,00% hingga 3,25%.

Keputusan menaikkan suku bunga acuan, menurut Ketua The Fed Jerome Powell sebagai bentuk janjinya yang terus berjuang mengalahkan inflasi yang terjadi saat ini. Bahkan The Fed memperkirakan tingkat suku bunga acuannya naik lebih cepat dari yang diharapkan.

“Proyeksi baru, suku bunga menunjukkan akan naik ke kisaran 4,25% hingga 4,50% di akhir tahun ini. Sedangkan pada 2023 berada di level 4,50% hingga 4,75%,” jelas ketua The Fed Jerome Powell dikutip dari Reuters, Kamis (22/9).

Powell menjelaskan, akan terus bertekad menurunkan inflasi meskipun akan berdampak pada risiko pengangguran yang terus meningkat dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, hingga berpotensi mendorong ekonomi ke batas resesi. Ia menargetkan agar inflasi bisa kembali turun di level 2% pada 2025.

“Kita harus mendapatkan inflasi yang lebih rendah. Saya harap ada cara lain tanpa rasa sakit untuk melakukan itu, tapi tidak ada,” imbuhnya usai resmi menaikkan suku bunga acuan.

Powell dalam keterangan resminya di laman Federal Reserve mengatakan indikator terbaru menunjukkan pertumbuhan moderat dalam pengeluaran dan produksi. Tambahan pekerjaan telah kuat dalam beberapa bulan terakhir, dan tingkat pengangguran tetap rendah. Inflasi tetap tinggi, mencerminkan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan terkait pandemi, harga pangan dan energi yang lebih tinggi, serta tekanan harga yang lebih luas.

Menurutnya, perang Rusia Ukraina telah menciptakan tekanan inflasi dan membebani aktivitas ekonomi global dan ini yang menjadi perhatian komite terkait risiko inflasi.

“Komite berusaha mencapai tingkat lapangan kerja dan inflasi maksimum pada tingkat 2% dalam jangka panjang. Untuk mendukung tujuan ini, komite memutuskan untuk menaikkan kisaran target suku bunga menjadi 3,0% hingga 3,25% dan mengantisipasi bahwa kenaikan berkelanjutan dalam kisaran target akan sesuai,” pungkas Powell.

 

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan