close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pelajar asal Afrika berupaya menyelamatkan diri dari invasi Rusia melalui stasiun Lviv, Ukraina, 28 Februari 2022. Foto France 24/Mehdi Chebil
icon caption
Pelajar asal Afrika berupaya menyelamatkan diri dari invasi Rusia melalui stasiun Lviv, Ukraina, 28 Februari 2022. Foto France 24/Mehdi Chebil
Dunia
Jumat, 11 Maret 2022 12:57

Ukraina-Polandia diskriminasi warga Afrika di perbatasan?

"Mereka tidak akan membiarkan orang Afrika masuk. Orang kulit hitam tanpa paspor Eropa tidak dapat melintasi perbatasan."
swipe

Kasus rasisme dialami warga Afrika yang ingin keluar dari Ukraina saat Rusia melakukan invasi. Mereka terdampar di perbatasan Ukraina-Polandia dan diperlakukan berbeda hanya karena berkulit hitam.

France 24 melaporkan, beberapa siswa Afrika tak memperoleh tempat dalam barisan orang-orang yang ingin mengungsi ke negara tetangga untuk menyelamatkan diri di stasiun kereta di Kota Lviv, Ukraina.

"Mereka menghentikan kami di perbatasan dan mengatakan kepada kami bahwa orang kulit hitam tidak diizinkan. Tapi, kita bisa melihat orang kulit putih melewatinya," kata seorang mahasiswa dari Guinea, Moustapha Bagui Sylla, mengutip AFP, Jumat (11/3).

Dia mengatakan, melarikan diri dari kediamannya di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, setelah pemboman dimulai.

Seperti ribuan warga sipil Ukraina yang berebut melewati perbatasan, Bagui Sylla menambahkan, dirinya berjalan berjam-jam dalam suhu dingin menuju desa perbatasan Polandia. Namun, diperintahkan kembali.

Siswa lain dari Nigeria mengakui insiden serupa terjadi di persimpangan perbatasan. Dia mengatakan, kelompoknya, termasuk perempuan, tidak diberi akses dari pos perbatasan. Padahal, orang kulit putih diizinkan masuk.

"Mereka tidak akan membiarkan orang Afrika masuk. Orang kulit hitam tanpa paspor Eropa tidak dapat melintasi perbatasan. Mereka mendorong kami kembali hanya karena kami berkulit hitam!" kata mahasiswa Nigeria itu.

Menurut Bagui Sylla, penjaga perbatasan Ukraina mengklaim hanya mengikuti instruksi dari rekan-rekan di Polandia.

Pemerintah Nigeria dan Afrika Selatan pun menyesalkan adanya insiden tersebut. Namun, pejabat Polandia dan Ukraina membantah terjadinya tindakan diskriminatif itu, termasuk soal pernyataan penjaga perbatasan Ukraina sebagaimana diutarakan Bagui Sylla.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi di sisi perbatasan Ukraina, tetapi kami membiarkan semua orang terlepas dari asal kebangsaan," klaim Juru bicara Perbatasan Polandia, Anna Michalska.

Meskipun demikian, menurutnya, warga Afrika bisa jadi dilarang melintasi perbatasan karena tidak mematuhi nomor antrean.

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan