close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi air./Foto Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi air./Foto Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 20 Mei 2024 17:15

Dehidrasi bisa berakibat fatal

Dehidrasi bisa menyebabkan pusing, bahkan pingsan.
swipe

Presenter Ruben Onsu tumbang usai menjadi pembawa acara di panggung hiburan di Lapangan GGM Majalengka, Jawa Barat pada Sabtu (18/5). Ia lalu dibawa ke RSUD Majalengka, sebeum akhirnya dipindahkan ke Rumah Sakit Bunda Jakarta. Ruben disebut mengeluh sesak napas, pusing, dan kekakuan pada kedua tangannya sebelum pingsan. Ia diduga mengalami kelelahan dan dehidrasi.

Dikutip dari Self, dokter di Mercy Medial Center di Baltimore, Susan Besser mengatakan, dehidrasi bisa menyebabkan pingsan karena otak kekurangan oksigen. Saat kita mengalami dehidrasi sedang atau berat, volume darah kita menurun, yang mengakibatkan tekanan darah menurun juga. Darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan dan organ di tubuh, termasuk otak.

“Jadi, jika Anda tidak mendapatkan darah dan oksigen sebanyak biasanya karena dehidrasi, Anda mungkin akan pingsan,” ucap Besser kepada Self.

Profesor di Birmingham Department of Emergency Medicine, University of Alabama, Janyce M. Sanford, dikutip dari Self menuturkan, dalam beberapa kasus, ada beberapa tanda sebelum kita pingsan, seperti merasa lemah, bingung, pusing, mengalami kram otot, detak jantung cepat, atau kencing yang berwarna sangat gelap.

Ahli kesehatan jantung Luke Laffin, dalam Cleveland Clinic menyebut, sekitar 55% hingga 60% tubuh kita terdiri dari air. Maka, tak mengherankan pula darah kita sebagian besar terdiri dari air. Biasanya, ada sekitar 5 liter darah di sistem tubuh kita.

Maka, ketika kita mengalami dehidrasi, berarti persediaan air dalam tubuh kita habis. Volume darah yang rendah menyebabkan tekanan darah yang rendah pula. Artinya, organ tubuh tak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik.

“Dalam penjelasan yang paling sederhana, Anda hanya tidak memenuhi kebutuhan sistem pembuluh darah,” kata Laffin dalam Cleveland Clinic.

“Dalam kasus yang paling ekstrem, penurunan ini dapat menyebabkan kerusakan jantung atau otak, bahkan kematian.”

Healthline menyebut pula, dehidrasi bisa mengakibatkan vertigo—rasa pusing dengan sensasi berputar. Laffin, dalam Cleveland Clinic, mengatakan juga dehidrasi bisa menyebabkan tekanan darah tinggi.

“Saat Anda dehidrasi, kadar natrium dalam darah Anda biasanya meningkat. Sistem Anda merespons dengan melepaskan lebih banyak hormon yang disebut vasopresin, yang berfungsi membantu mempertahankan air,” kata Laffin.

Vasopresin juga dapat menyebabkan pembuluh darah mengencang atau menyempit, yang mengakibatkan tekanan darah meningkat. Ini menjadi lebih mengkhawatirkan bila kita sudah memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi yang kronis.

“Dehidrasi parah yang tidak diobati atau terjadi berulang kali dapat membuat Anda berisiko terkena serangan panas, jika Anda melakukan aktivitas fisik berat atau kejang, jika Anda kekurangan elektrolit,” tulis Self.

Heathline menulis, dehidrasi terjadi ketika kita kehilangan lebih banyak air. Jika hal ini terjadi, tubuh kita tak punya cukup cairan untuk menjalankan tugas-tugas penting, bernapas, mencerna, dan fungsi lainnya secara efektif.

Selain kurang minum, dehidrasi bisa terjadi karena sakit diare, muntah, keluar keringat saat berolahraga atau cuara panas, serta buang air kecil berlebih. Obat-obatan tertentu, seperti pengencer darah atau flu disertai demam, sebut Self, juga dapat meningkatkan risiko dehidrasi. Di samping haus, gejala dehidrasi, antara lain buang air yang kecil, urine berwarna gelap, sembelit, mulut dan bibir kering, kelelahan, dan sakit kepala.

“Anda mungkin memerlukan cairan infus di ruang gawat darurat untuk menghindari kerusakan organ dan komplikasi kesehatan lainnya, jika Anda mengalami dehidrasi parah,” tulis Healthline.

Cara untuk menghilangkan dehidrasi sebenarnya cukup sederhana, yakni menjaga tetap terhidrasi dengan meminum air atau minuman yang mengandung elektrolit. Mayo Clinic menyebut, kebutuhan air individu bergantung pada banyak faktor, termasuk kesehatan, seberapa aktif, dan di mana kita tinggal.

The U.S. National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, dilansir dari Mayo Clinic, sekitar 15,5 cangkir (3,7 liter) cairan sehari untuk pria dan sekitar 11,5 cangkir (2,7 liter) cairan sehari untuk perempuan. Rekomendasi ini mencakup cairan dari air minum dan makanan. Sekitar 20% asupan cairan harian biasanya berasal dari makanan, sisanya dari minuman.

Kebanyakan orang, sebut Mayo Clinic, dapat tetap terhidrasi dengan meminum air kapan pun mereka merasa haus. Bagi sebagian orang, kurang dari delapan gelas sehari mungkin sudah cukup. Namun, sebagian orang lainnya mungkin membutuhkan asupan cairan lebih banyak. Asupan cairan perlu diubah total jika melakukan aktivitas apa pun yang membuat berkeringat, cuaca panas, masalah kesehatan, serta kehamilan dan menyusui.

“Tetapi terhidrasi membantu menjaga keseimbangan tubuh dalam banyak hal, termasuk tekanan darah,” kata Laffin kepada Cleveland Clinic. “Memahami hal itu dan konsisten mengenai asupan cairan dapat membantu Anda terhindar dari masalah.”

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan