sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengenal kista ovarium: Gejala dan pengobatannya

Bila tak diobati, kista ovarium bisa memengaruhi kesuburan perempuan, bahkan mengancam jiwa.

Fandy Hutari
Fandy Hutari Rabu, 20 Mar 2024 15:53 WIB
Mengenal kista ovarium: Gejala dan pengobatannya

Dalam kanal YouTube Kiky Saputri Official, Minggu (17/3), komika Kiky Saputri menjelaskan ia kehilangan calon bayinya karena kista di usia kandungan 10 minggu. Kista tersebut menekan dinding rahim dan mengambil sari-sari makanan calon bayinya. Awalnya kista tersebut masih 3,8 sentimeter. Saat keguguran, kistanya membesar menjadi 4,6 sentimeter. Setelah kuret, ukuran kistanya semakin membesar menjadi 5,2 sentimeter.

Akhirnya, dokter memutuskan untuk diangkat kistanya. Ternyata, kistanya sudah menggerogoti ovarium kiri Kiky. Maka, dokter mengambil tindakan untuk mengangkat ovarium kirinya.

Mengutip Healthline, ovarium adalah bagian dari sistem reproduksi perempuan. Ada dua ovarium dan terletak di perut bagian bawah di kedua sisi rahim. Ovarium menghasilkan sel telur, hormon estrogen, dan progesteron.

Sedangkan dilansir dari Medical News Today, kista adalah struktur seperti kantong yang tertutup. Sebuah membran memisahkannya dari jaringan sekitarnya. Kista merupakan kantong berisi cairan, mengandung bahan cair, gas, atau semi-padat.

Disebutkan Medical News Today, jenis kista ovarium meliputi kista folikel, korpus luteum, endometrioma, dermoid, dan kistadenoma. Kista folikel berkembang ketika folikel tak terbuka untuk melepaskan sel telur selama menstruasi. Kista ini jenis paling umum, biasanya hilang dalam waktu satu hingga tiga bulan.

Kista korpus luteum terbentuk jika kantong tempat keluar sel telur tak menyusut seperti biasa, tetapi terisi cairan. Kista ini bisa menghilang dalam beberapa minggu, tetapi bisa pula tumbuh hingga hampir empat inci.

Endometrioma disebabkan jaringan mirip endometrium berkembang di luar rahim. Menimbulkan rasa sakit saat menstruasi dan berhubungan seks. Kista dermoid biasanya berkembang dari sel yang ada sejak lahir, terjadi di mana saja, termasuk ovarium. Sedangkan kistadenoma adalah kista yang berisi cairan encer.

“Beberapa orang mengalami kondisi yang disebut polycystic ovary syndrome (PCOS), di mana ovarium membentuk banyak kista kecil,” tulis Healthline.

Sponsored

“PCOS dapat menyebabkan ovarium membesar. Jika tidak diobati, ovarium polikistik dapat menyebabkan infertilitas.”

Penyebab kista ovarium berbeda-beda, tergantung jenisnya. Menurut Medical News Today, faktor hormonal dan obat-obatan yang membantu orang berovulasi dapat menyebabkan kista folikel dan korpus luteum. Memiliki endometriosis meningkatkan risiko berkembangnya endometrioma.

“Pada kehamilan, kista korpus luteum melepaskan progesteron untuk mempertahankan kehamilan. Plasenta mengambil alih fungsi ini dan biasanya kista korpus luteum mengalami kemunduran. Jika tetap seperti itu atau bertambah besar, ahli bedah mungkin perlu mengangkatnya,” tulis Medical News Today.

Dijelaskan peneliti Sadia Mobeen dan Radu Apostol dari Coney Island Hospital dalam StatPearls Publishing (Januari, 2024), kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua kehamilan, ketika kadar human chorionic gonadotropin (hCG) atau hormon glikoprotein mencapai puncaknya.

Hipotiroidisme—kondisi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup, merokok, ligasi tuba, dan efek transplasenta dari gonadotropin ibu bisa pula menjadi penyebab berkembangnya kista ovarium.

Prevalensi sebenarnya kista ovarium, sebut Mobeen dan Apostol tak diketahui karena banyak pasien diyakini tak menunjukkan gejala dan tak terdiagnosis. Ditulis Medical News Today, kebanyakan kista memang tak menunjukkan gejala. Sering kali, dokter hanya menemukannya saat melakukan pemeriksaan karena alasan lain.

“Jika timbul gejala, munkin mirip dengan kondisi lain, seperti infeksi saluran kemih, kehamilan ektopik, masalah ginjal, atau kanker usus,” tulis Medical News Today.

Namun, menurut Mobeen dan Apostol, sekitar 4% perempuan bakal dirawat di rumah sakit karena kista ovarium pada usia 65 tahun. “Di Amerika Serikat, karsinoma ovarium didiagnosis pada lebih dari 21.000 perempuan setiap tahunnya, menyebabkan 14.600 kematian,” tulis Mobeen dan Apostol.

Healthline menulis, sering kali kista ovarium tak menimbulkan gejala apa pun. Namun, gejala bisa muncul jika kista semakin membesar. Gejala itu, antara lain perut kembung atau bengkak, sakit bila buang air besar, nyeri panggul sebelum atau selama siklus menstruasi, sakit bila berhubungan intim, nyeri di punggung bawah atau paha, nyeri di payudara, serta mual dan muntah.

Menurut Mobeen dan Apostol, kista ovarium dapat menyebabkan komplikasi, termasuk pecah, pendarahan, dan torsi, yang dianggap sebagai keadaan darurat ginekologi. Medical News Today menyebut, beberapa kista bersifat kanker, dan bisa berkembang menjadi kanker ovarium. Seseorang harus segera mencari bantuan medis, jika mengalami nyeri disertai demam, mual dan muntah, pingsan, sakit perut tiba-tiba dan parah, pernapasan cepat, dan pendarahan yang hebat.

Bila tak diobati, kista ovarium bisa memengaruhi kesuburan perempuan, bahkan mengancam jiwa.

Ada beberapa cara mendeteksi kista ovarium. Sebut Healthline, dengan melakukan ultrasonography (USG), computerized tomography (CT) scan, atau magnetic resonance imaging (MRI). Medical News Today menambahkan dengan cara tes darah dan tes kehamilan.

Healthline menyebut, kebanyakan kista ovarium bersifat jinak dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Jika ada gejala, pengobatan rumahan, seperti terapi panas dapat membantu meringankan gejala.

“Jika pengobatan diperlukan, jenis pengobatannya bergantung pada jenis kista. Beberapa kista, seperti endometrioma atau kanker kista yang lebih besar biasanya perlu diangkat lewat pembedahan,” tulis Healthline.

Operasi meliputi laparoskopi dan laparotomi. Tindakan laparoskopi dilakukan dengan membuat beberapa sayatan kecil di dekat pusar dan memasukkan alat kecil ke perut untuk mengangkat kista. Sedangkan laparotomi dilakukan dengan mengangkat kista melalui pembedahan lewat sayatan besar di perut.

Medical News Today menulis, tak ada cara untuk mencegah pertumbuhan kista ovarium dalam banyak kasus. Meskipun salah satu faktor risikonya, yakni merokok, bisa dicegah.

Di sisi lain, Healthline menulis, jika mengalami kista ovarium berulang, dokter mungkin saja meresepkan kontrasepsi oral untuk menghentikan ovulasi dan mencegah berkembangnya kista baru.

“Kontrasepsi oral juga dapat membantu mengurangi risiko kanker ovarium. Risiko kanker ovarium lebih tinggi pada perempuan pascamenopause,” tulis Healthline.

Selain itu, melansir Healthline, dalam sebuah penelitian pada tikus, peneliti menemukan bahwa menggabungkan suplemen antioksidan resveratrol dan obat diabetes metformin dapat membantu mendukung berat badan dan kadar hormon yang sehat, serta struktur sel folikel yang dioptimalkan di dalam ovarium. Ini dapat membantu mencegah pembentukan kista.

“Pemeriksaan ginekologi rutin juga dapat membantu dokter mendeteksi kista ovarium sejak dini,” tulis Healthline.

Berita Lainnya
×
tekid