close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Perpustakaan Micro atau Microlibrary Warak Kayu terpilih menjadi Popular Choice Winner pada kategori arsitektur perpustakaan menurut Architizer A+ Awards 2020. Foto Kemenparekraf.go.id
icon caption
Perpustakaan Micro atau Microlibrary Warak Kayu terpilih menjadi Popular Choice Winner pada kategori arsitektur perpustakaan menurut Architizer A+ Awards 2020. Foto Kemenparekraf.go.id
Sosial dan Gaya Hidup
Jumat, 07 Agustus 2020 23:34

Microlibrary Warak Kayu peroleh Architizer A+ Awards

Architizer A+ Awards merupakan kompetisi yang memusatkan pada arsitektur dan produk arsitektur terbaik di dunia.
swipe

Perpustakaan mikro atau microlibrary Warak Kayu terpilih menjadi Popular Choice Winner pada kategori arsitektur perpustakaan menurut Architizer A+ Awards 2020. 

Architizer A+ Awards merupakan kompetisi yang memusatkan pada arsitektur dan produk arsitektur terbaik di dunia. Diikuti lebih dari 100 negara dan dinilai lebih dari 400.000 pemilih. Architizer A+ Awards diselenggarakan di New York setiap tahun.

“Saya berharap dengan memanfaatkan kayu sebagai bahan ramah lingkungan dan teknik konstruksi dapat memberikan motivasi bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia untuk bisa menghasilkan karya-karya yang kreatif dan inovatif. Sehingga dapat mendorong potensi pariwisata di Semarang agar semakin meningkat dan menciptakan sustainable tourism,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/8).

Nilai tambah dari perpustakaan ini adalah lokasinya yang terletak di pusat kota, tepatnya di Taman Kasmaran. Destinasi ini juga memiliki pemandangan yang indah ke Kampung Pelangi sehingga mampu mencuri perhatian voters dunia. 

Microlibrary merupakan inisiasi SHAU (Suryawinata Haizelman Architecture Urbanism) Indonesia yang berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, dimana ada pemerintah, CSR, foundation, dan komunitas. 

“SHAU Indonesia merancang arsitektur bangunan, sementara PT Kayu Lapis Indonesia memasok kayu-kayu hasil olahan limbah pabrik yang sudah tidak terpakai. Lalu, Pemerintah Daerah Semarang menyediakan lahan dan izin pembangunan, serta perusahaan swasta yang menanggung biaya pembangunannya. Adapun Harvey Center yang mengelola perpustakaan ini agar dapat digunakan oleh masyarakat tanpa dipungut biaya,” kata Direktur & Founder SHAU Indonesia, Florina Henzelman.

Microlibrary Warak Kayu mereferensi konsep ‘rumah panggung’ tradisional Indonesia yang terbuka. Teknik ini mengatur alur ventilasi udara, pencahayaan, dan konsep multifungsi suatu ruangan.  Sehingga ada ruang pada bagian bawah untuk berbagai kegiatan yang bisa dilakukan warga.

Microlibrary Warak Kayu adalah perpustakaan pertama di Semarang yang 100% terbuat dari bahan kayu bersertifikat SVLK dan 98% FSC yang diprefabrikasi oleh PT Kayu Lapis Indonesia. Prinsip desainnya tropis, passive energy dan multiprogrammatic. Desain façade Warak Kayu mengikuti bentuk wajik yang terinspirasi dari sistem konstruksi Zollinger dari Jerman dan juga menyerupai sisik kulit Warak (hewan mitologi khas Semarang).

Sementara Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, mengatakan antusiasme masyarakat terhadap Perpustakaan Warak Kayu sangat tinggi. 

“Konsep rumah panggung sebagai perpustakaan mikro ini sangat menarik perhatian warga untuk datang. Selain itu, microlibrary ini akan menjadi bagian dari rute baru pariwisata kota, di mana akan ada bus tur gratis, yang diharapkan akan menarik minat wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara,” ujar Hendrar.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan