sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Us: Teror sosok pantulan diri

Musuh terburuk setiap orang ada di dalam dirinya sendiri.

Robertus Rony Setiawan
Robertus Rony Setiawan Sabtu, 06 Apr 2019 15:00 WIB
Us: Teror sosok pantulan diri

Kisah ini dibuka para paruh waktu 1986. Saat itu, Adelaide kecil (Madison Curry) datang ke sebuah taman hiburan bersama kedua orang tuanya. Taman tersebut terletak tak jauh dari tempat tinggal keluarga ini.

Di salah satu wahana permainan yang Adelaide masuk sendirian, yang memiliki cahaya minim, selapis kaca jendela memantulkan bayangan sosok mirip dirinya. Bayangan itu tersimpan kuat dalam memori Adelaide hingga dewasa.

Teror sosok “wajah ganda”

Memori tersebut menjadi trauma yang melahirkan ketegangan di film Us. Film ini menghadirkan adegan kengerian yang bersumber dari pengalaman kelam tokoh utama.

Mula ketegangan muncul ketika keluarga Wilson yang berlibur ke rumah masa kecil Adelaide di tepi pantai Santa Cruz, Amerika Serikat. Keluarga ini terdiri dari Adelaide Wilson (Lupita Nyong’o), suaminya Gabe Wilson (Winston Duke), dan dua anak mereka, Zora (Shahadi Wright Joseph) dan Jason (Evan Alex).

Trauma masa kecil Adelaide muncul. Ia merasa liburan di tempat ini akan membahayakan mereka. Namun, rasa tak nyaman Adelaide tak digubris Gabe dan kedua anak mereka.

Hingga suatu malam, empat sosok berpakaian merah berdiri di halaman rumah. Tak lama kemudian, keempat sosok itu menampakkan diri mirip dengan empat anggota keluarga Wilson, dan masuk ke rumah.

Adelaide dan kedua anaknya ketakutan sembari berusaha menghubungi polisi. Sedangkan Gabe berusaha melawan mereka menggunakan tongkat bisbol.

Sponsored

Sosok ini merupakan doppelganger—sosok pantulan yang mewakili sisi lain setiap karakter—yang menyerupai karakter manusia di dalam cerita, dengan watak pembunuh.

Sosok-sosok mengerikan ini tak hanya mengancam jiwa keluarga Wilson. Mereka juga menyerang keluarga Tyler, tetangga keluarga Wilson. Pasangan Kitty Tyler (Elisabeth Moss) dan Josh Tyler (Tim Heidecker) diserah wujud “wajah ganda” mereka masing-masing, yang tiba-tiba masuk rumah.

Anak mereka, yakni Becca Tyler (Cali Sheldon) dan Lindsey Tyler (Noelle Sheldon) dilukai hingga tewas.

Ancaman sosok-sosok pantulan itu meluas hingga menyebabkan jatuhnya korban-korban jiwa lain di seantero kawasan Santa Cruz.

Film ini rilis pertama kali di Amerika Serikat pada 22 Maret 2019. /Imdb.com

Keunggulan kulit hitam

Us menebalkan pilihan cerita film thriller, yakni menelusuri pusaran ketakutan dari trauma tokoh utamanya. Jordan Haworth Peele, sang sutradara, juga menghidangkan cara baru untuk menikmati rasa takut secara visual.

Peele merupakan sutradara film Get Out (2017), yang sukses menyabet Piala Oscar kategori Naskah Asli Terbaik pada 2017. Tentu ia sudah punya pengalaman banyak membuat film yang lebih baik dari sebelumnya.

Ia memunculkan kengerian yang dikemas secara menarik, dalam komposisi berimbang antara akting, musik, dialog, simbol-simbol, dan alur cerita. Representasi menakutkan dihadirkan melalui sosok-sosok berpakaian merah, yang membawa gunting besi.

Biasanya film-film Hollywood lekat dengan stereotip kulit hitam sebagai penjahat dan bandit. Namun, Us berbeda. Film ini justru menonjolkan tokoh utama kulit hitam.

Keluarga Wilson merupakan representasi itu. Mereka ditampilkan lebih unggul ketimbang kulit putih, yang digambarkan dengan keluarga Tyler.

Adelaide, suami, dan kedua anaknya digambarkan mampu melawan dan mengalahkan sosok-sosok pantulan doppelganger. Awalnya, mereka berhasil menghabisi sosok-sosok jahat pantulan anggota keluarga Tyler. Lantas, mereka habis-habisan melawan sosok pantulan diri mereka sendiri.

Termasuk saat mereka dijebak sosok pantulan Jason, yang mengenakan topeng putih. Jason diculik masuk ke dalam hutan Merlin, sekitar area pantai Santa Cruz. Lalu, ia disekap dalam sebuah lemari.

Konsep film memakai “sosok ganda” menuntuk akting ekstra dari para aktor. Lupita Nyong’o, dan pemeran lainnya, berusaha memainkan karakter yang berbeda, sebagai diri mereka sendiri maupun sebagai karakter jahat yang meneror diri mereka.

Tentu saja usaha ini patut diapresiasi. Mereka berhasil memainkan dengan baik peranannya, sebagai karakter utama maupun sisi lain alterego masing-masing.

Misalnya, sebuah adegan pembunuhan di ruang tempat jason disekap. Karakter Adelaide dan sosok pantulannya bisa diwujudkan utuh, seperti seorang yang melawan sosok dirinya yang lain.

Musuh pemeran dalam film ini adalah pantulan diri sendiri yang mengerikan. /Imdb.com

Penuh simbol dan musik yang kuat

Us juga penuh simbol yang disisipkan pada sejumlah adegan. Misalnya, angka kembar dari penunjuk waktu pukul 11:11, juga nomor kutipan ayat kitab Yeremia 11:11. Ada juga puluhan ekor kelinci dan siaran berita Hands Across America, mengingatkan sebuah kegiatan amal yang melibatkan sekitar 6 juta warga bergandengan di seluruh wilayah Amerika Serikat.

Penonton rasa-rasanya akan menjadi kesulitan merangkai sejumlah simbol itu—atau memang tidak semua simbol harus dikait-kaitkan? Meski demikian, tentu hal ini menjadi teka-teki yang mengajak penonton untuk semakin memasuki ketegangan dari lapisan-lapisan cerita.

Selain itu, tata musik dalam film ini terkesan menonjol, terutama dalam membangun perpindahan suasana yang cukup lekas dari tegang ke gembira. Pemilihan memasukkan hentakan irama musik rok and blues (R n B) di sela-sela adegan pembunuhan misalnya, menjadi keunikan dan pesan tegas dari film Us.

Akhirnya, lantaran pusat masalah film ini adalah ketakutan dalam trauma yang dialami Adelaide, adegan-adegan di Us berpulang pada proses bagaimana Adelaide berdamai dengan pengalaman masa silamnya.

Secara sederhana, penonton bisa menangkap dengan baik pesan yang akan disampaikan film ini: setiap diri kita punya musuh terburuk di dalam diri sendiri.

starstarstarstarstar4

Ketegangan adegan yang disisipi musik RnB juga tarian balet membuat film berkesan surealis dan rentan mulitafsir. Menghibur tetapi juga membingungkan.

 

Berita Lainnya
×
tekid