Beragam stimulus untuk menjaga daya beli masyarakat

Konsumsi rumah tangga masih mendominasi pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi mencapai 56,62% terhadap Produk Domestic Bruto (PDB) sepanjang tahun 2019 lalu. Namun, sepanjang kuartal pertama tahun 2020 ekonomi mengalami gangguan akibat merebaknya wabah coronavirus. Himbauan social distancing, work form home dan lainnya telah memukul pekerja sektor informal yang mengandalkan penghasilan secara harian.

Pemerintah pun menyiapkan beberapa stimulus yang diharapkan mampu menjadi bantalan bagi rakyat kecil yang kehilangan nafkah selama pandemi Covid-19. Jika tidak terealisasi, sejumlah penduduk rentan miskin terancam masuk ke jurang kemiskinan.  Data BPS September 2019 menunjukkan, saat ini lebih dari 24 juta orang atau 9,22% dari total populasi Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. 

Adapun jumlah pekerja di sektor informal berdasarkan data BPS mencapai 70,49 juta orang atau 55,72% dari total keseluruhan angkatan kerja. Sementara jumlah pekerja formal hanya berjumlah 56,02 juta orang atau 44,28%. Berbagai stimulus yang akan diluncurkan pemerintah diharapkan mampu menahan dampak buruk pandemi Covid-19 kepada daya beli masyarkat miskisn dan hampir miskin. Salah satunya, dari sektor pekerja informal.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat menyampaikan bahwa pemerintah kini tengah menyiapkan skema bantuan subsidi bagi 89 juta orang Indonesia yang terdampak corona.

“Tujuannya adalah 89 juta masyarakat akan diberikan uang dalam bentuk banyak atau diberikan dalam kartu sembako yang juga dinaikkan,” kata Ani begitu ia akrab disapa, Jumat (20/3).