sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemendikbud: Bertemu guru saja pemahaman siswa kurang, apalagi PJJ

Kemendibud sebut pembelajaran jarak jauh turunkan hasil belajar siswa.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Sabtu, 23 Jan 2021 12:09 WIB
Kemendikbud: Bertemu guru saja pemahaman siswa kurang, apalagi PJJ

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (Dirjen PAUD) Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumeri, menyebut pembelajaran jarak jauh (PJJ) sebabkan penurunan hasil belajar siswa. Sebab, saat pembelajaran tatap muka (PTM) saja siswa belum bisa memahami dengan sempurna, apalagi PJJ dengan berbagai keterbatasannya.

“Ketika anak-anak bertemu gurunya saja di kelas itu pemahamannya masih kurang, apalagi jarak jauh ini. Kemudian, ada keterbatasan dalam sisi pembelajaran PJJ yang butuh peran serta orang tua dan masyarakat setempat, tetapi kita tidak bisa menyalahkan orang tua, karena juga banyak keterbatasan,” ucapnya dalam diskusi virtual, Minggu (23/1).

Untuk itu, Kemendikbud meminta para guru tidak hanya melakukan penilaian atas dasar hasil menjawab soal. Namun, juga memperhatikan kesungguhan, motivasi, dan kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

“Itu bagian dari penilaian karakter juga,” tutur Jumeri.

Kemendikbud juga mendesak para guru untuk berkomunikasi aktif dengan orang tua untuk melaporkan kegiatan belajar anaknya di rumah. Hal tersebut dapat menjadi bagian dari penilaian hasil belajar peserta didik.

“Anak-anak yang mendapatkan nilai sempurna itu boleh jadi mungkin tidak dikerjakan anak itu, tetapi dikerjakan bersama orang tuanya, tetapi apapun dalam pembelajaran literasi ada proses. Itu tidak apa-apa. Yang penting anak tahu, setidaknya dia pernah menulis jawaban itu, kalau besok dia lupa, bisa tanya di internet,” ujar Jumeri.

PJJ, lanjutnya, sebabkan pembelajaran dari segi pendidikan mental pun terbatas. Secara psikologis, anak SD dan PAUD sangat bergantung pada lingkungan keluarganya.

Selain itu, banyak pula kasus keterbatasan orang tua, seperti tidak mampu memberikan sesuai arahan. Namun, biasanya keterbatasan PJJ untuk SD dan PAUD disiasati dengan guru kunjung. Misalnya, sebanyak lima siswa SD dan PAUD dikunjungi seorang guru.

Sponsored

“Tentunya ini sangat terbatas. Nah, sehingga ada kasus di Tulungagung Selatan, orang tua siswa yang dikunjungi terpapar Covid-19. Akhirnya menulari. Ini ekses yang terjadi,” ucapnya.

Sebelumnya, Jumeri mengklaim 90% sekolah telah siap pembelajaran tatap muka (PTM). Namun, PTM ditunda seiring sejalan dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.

Banyak kepala daerah belum memahami pemberian keleluasaan PTM dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri. Meski, kata dia, kepala daerah juga berhati-hati dalam mengambil keputusan PTM.

Berita Lainnya
×
tekid