sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Erupsi Gunung Api Ili Lewotolok, 4.628 orang mengungsi

BPBD melaporkan tidak ada korban akibat erupsi yang terjadi Minggu (29/11)

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 30 Nov 2020 16:15 WIB
Erupsi Gunung Api Ili Lewotolok, 4.628 orang mengungsi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Lembata mencatat per Senin (30/11) pukul 13.00 WIB, sebanyak 4.628 orang mengungsi pascaerupsi Gunung api Ili Lewotolok.

Di mana warga Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dievakuasi di tujuh titik pengungsian. Sebaran pos pengungsian terbesar di kantor bupati lama, sebanyak 3.672 orang. Disusul kemudian, Kantor BKD PSDM 338 orang, Tapolangu 287 orang, Aula Ankara 148 orang, Kelurahan Lewoleba Tengah 140 orang, lapangan Harnus 28 orang, dan Desa Baopana 15 orang.  

“BPBD melaporkan tidak ada korban akibat erupsi yang terjadi Minggu (29/11),” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Senin (30/11).

Saat terjadi erupsi, BPBD Lembata segera melakukan evakuasi warga dan BPBD Provinsi NTT membantu pemerintah daerah (Pemda) dengan membentuk pos komando upaya penanganan darurat. Selain evakuasi, penanganan darurat juga berupa penanganan warga yang mengungsi, pelayanan kesehatan, bantuan dapur umum, dan penyediaan air bersih. 

Berdasarkan kajian cepat di lapangan, tenda pengungsian, penyediaan air dan sanitasi, kebutuhan bayi dan balita, masker, selimut, alas tidur dan terpal, serta personel pendampingan anak-anak merupakan penanganan darurat paling mendesak. Pemda mengupayakan penerapan protokol kesehatan dalam penanganan pengungsian dengan menggunakan alat pelindung diri, seperti masker. 

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan beberapa rekomendasi terkait kenaikan status vulkanik Gunung Ili Lewotolok. Pertama, warga setempat, pengunjung, pendaki, dan wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius empat kilometer dari kawah puncak gunung. Kedua, penggunaan masker untuk melindungi mata dan kulit. “Ini direkomendasikan untuk menghindari dampak abu vulkanik yang mengakibatkan gangguan pernapasan akut maupun gangguan kesehatan lain,” ucapnya.

Ketiga, PVMBG mengingatkan abu vulkanik saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ili Lewotolok. Maka, warga setempat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di gunung ini untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar, terutama di musim hujan. 

Saat ini, potensi bahaya Gunung Ili Lewotolok berupa lontaran batu atau lava pijar ke segala arah, hujan abu lebat dengan penyebaran dipengaruhi kecepatan angin, awan panas khususnya ke arah bukaan kawah di sisi tenggara. Di sisi lain, bahaya longsoran material lapuk yang terletak di kawah puncak ke arah tenggara dan lahar di sungai berhulu dari puncak gunung.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid