sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PVMBG: Erupsi Gunung Anak Krakatau berhenti

PVMBG tidak dapat memastikan apakah ke depan masih ada fluktuasi erupsi atau memang erupsi akan berhenti total.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Minggu, 30 Des 2018 10:17 WIB
PVMBG: Erupsi Gunung Anak Krakatau berhenti

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan, berdasarkan hasil pemantauan Satelit Himawari dan radar cuaca sejak Sabtu (29/12) malam sampai Minggu pagi, letusan atau erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, sudah berhenti.

Rekaman seismograf di Pulau Sertung, gugusan pulau di Selat Sunda, dekat Gunung Anak Krakatau menunjukkan tidak ada fluktuasi getaran, kalem, dan amplitudo rata-rata 10 mm (pada saat letusan amplitudonya 25-30 mm).

Namun, tim PVMBG itu menyatakan, tidak mengetahui pasti apakah masih ada fluktuasi erupsi lagi seperti yang terjadi pada Sabtu (22/12) lalu atau mulai saat ini erupsi akan berhenti sama sekali.

PVMBG juga menyampaikan terima kasih kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) atas pemantauan visual distribusi abu (lateral dan vertikal) erupsi Gunung Anak Krakatau via Satelit Himawari dan radar cuaca.

Informasi ini sangat vital untuk mengetahui aktivitas erupsi manakala para pengamat PVMBG di Pos Pasauran susah mengamati karena gunung sering tertutup kabut di musim hujan ini, sehingga sering pelaporan tinggi kolom abu tidak akurat.

Berdasarkan laporan Windi Cahya Untung, staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Pasauran Gunung Api Krakatau periode pengamatan 29 Desember 2018, pukul 00.00 sampai dengan 23.59 WIB, gunung api di dalam laut kini ketinggiannya 110 meter dari permukaan laut (mdpl). Sebelumnya ketinggian tidak mencapai 338 mdpl serta kenampakannya cerah, berawan, dan mendung.

Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga). Oleh karena itu masyarakat/wisatawan direkomendasikan tidak diizinkan mendekat dalam radius 5 km dari kawah.

Ke depan, PVMBG mengingatkan untuk mendorong adanya persiapan mitigasi, merapatkan pengamatan seismik, edukasi bencana sejak dini, menjaga alat-alat yang sudah ada, dan masih banyak lagi 'pekerjaan rumah' untuk ke depannya. 

Sponsored

Selain itu, BMKG juga menyatakan saat ini sudah ada sirine Tsunami Early Warning System (TEAS) untuk menyampaikan peringatan dini tsunami di wilayah Lampung tepatnya satu di Kalianda, Lampung Selatan, dan satu di Kota Agung, Tanggamus. Namun, perlu diingat bahwa sirine masih berbasis gempa tektonik dan untuk mendeteksi tsunami.

Keberadaan TEAS tersebut dinilai masih sangat jauh dari cukup, karena wilayah Lampung hampir sebagian besar memiliki pesisir pantai sehingga banyak sirine yang dibutuhkan agar mencakup semua wilayah di daerah ini.

BMKG mengimbau semua pihak tetap waspada, mengingat selama tahun 2018 telah tercatat 11.577 gempa bumi terjadi di seluruh Indonesia, termasuk Lampung dan Banten.

Hingga Sabtu (29/12), menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) korban tsunami di Selat Sunda mencapai 431 orang meninggal dunia, 7.200 orang luka-luka, 15 orang hilang, dan 46.646 orang mengungsi. Kerugian material antara lain 1.778 unit rumah rusak, 78 unit penginapan dan warung rusak, 434 perahu dan kapal rusak. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid