sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Titik terang produksi vaksin Merah Putih

BPOM harap vaksin Merah Putih diproduksi pada awal 2022.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Jumat, 16 Apr 2021 16:12 WIB
Titik terang produksi vaksin Merah Putih

Kandidat vaksin Covid-19 (prototipe/bibit) Merah Putih dijadwalkan akan diproduksi massal pada 2022 nanti. Vaksin Covid-19 buatan Universitas Airlangga (Unair) bermitra dengan PT Biotis dengan platform inactivated virus itu dijanjikan sudah dapat diproduksi secara massal pada awal bulan 2022 nanti.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) saat ini masih mendampingi PT Biotis untuk memenuhi standar good manufactur practice (GMP). “Saya kira sudah akan dipenuhi dalam beberapa bulan ke depan. Itu harapan kita pada awal tahun 2022 kita bisa memproduksi vaksin Merah Putih,” ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/4).

Kandidat vaksin Covid-19 Merah Putih lainnya, buatan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman bermitra dengan PT Biofarma dijadwalkan mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) pada akhir semester pertama 2022.

Kandidat vaksin Covid-19 ini dibuat dengan platform protein rekombinan ekspresi ragi (yeast). “Artinya uji klinik sudah selesai. Harapannya adalah pada semester kedua 2022 bisa diproduksi dan dalam waktu bersamaan juga secara paralel disiapkan fasilitas produksinya untuk selanjutnya, di mana Bio farma bekerja sama dengan industri farmasi," ungkapnya.

Sponsored

Pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih bakal menggunakan bibit dari isolat virus yang beredar di Indonesia. Terdapat enam institusi yang sedang bekerja membuat bibit vaksin Covid-19 di Indonesia. Yaitu, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dengan platform subunit protein rekombinan ekspresi ragi (yeast) dan subunit protein rekombinan ekspresi mamalia. Kemudian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan platform protein rekombinan; Institut Teknologi Bandung (ITB) platform protein rekombinan dan adenovirus; Universitas Airlangga platform inactivated virus dan adenovirus; Universitas Indonesia (UI) dengan platform DNA, mRNA, dan Virus-Like-Particles; serta Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan protein rekombinan.

Dari enam institusi yang bekerja, ada dua institusi dengan perkembangan paling cepat. Yaitu, LBM Eijkman dengan protein rekombinan ekspresi ragi, karena PT. Biofarma sudah siap sebagai pihak manufakturnya. Sedangkan protein rekombinan ekspresi mamalia PT Biofarma belum siap menanganinya. Lalu, pengembangan bibit vaksin Covid-19 platform inactivated virus dari Unair. Saat ini, Unair sudah mendapatkan mitra manufaktur. Namun, PT. Biotis sebagai pihak manufaktur masih terkendala mengurus izin CPOB (cara pembuatan obat yang baik) dari BPOM.

Berita Lainnya
×
tekid