sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

"Son" of Garuda cetak gol indah

Percaya proses bersama STY tentu mutlak ranah PSSI bukan non-voters yang tanpa lelah menyanyi serta berjoget tak puas-puasnya di tribun.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Minggu, 05 Jun 2022 18:18 WIB

Pra-Piala Asia 2023 di grup A putaran ketiga, ajang resmi keempat Shin Tae-yong menangani tim nasional Indonesia. Dia telah menuntaskan tiga laga sisa Pra-Piala Dunia 2022, finalis Piala AFF 2020, dan semifinalis SEA Games 2021.

Uji tanding terakhir versus Bangladesh, pekan lalu, bukan untuk dijadikan standar penilaian absolut atas performa skuad mutakhir yang terpilih. Pertandingan percobaan juga hanya sekali itu saja. Sebagian besar pemain baru bergabung, sisanya masih letih akibat SEA Games sepekan sebelumnya.

Fans Garuda cukup paham, harap maklum, wassalam. Percaya proses bersama STY tentu mutlak ranah PSSI bukan non-voters yang tanpa lelah menyanyi serta berjoget tak puas-puasnya di tribun berapi-api. STY mengapungkan rasa optimistis timnya lebih kuat saat melawat ke gurun.

Perasaan suporter se-Indonesia dibuatnya kembali mengapung ke angkasa, seperti akhir tahun lalu. Tepat menjelang partai puncak Piala AFF 2020. Faktanya kemudian, hidupnya bukan hanya menunda kekalahan tapi kalah betulan.

Dari rekaman laga di hari FIFA melawan Bangladesh, secercah asa ditunjukkan Dimas Drajad dan Muhammad Rafli. Tes untuk duo striker itu bergiliran tampil mencoba Macan Bengali. Hanya saja perlu ditekankan bahwa tugas utama mereka: mencetak gol.

Jadi, STY wajib mempertimbangkan ulang strateginya memberi beban ekstra pada penyerang terdepan ikut turun jauh ke belakang. Striker tradisional Merah-Putih tak bisa bertahan, STY seharusnya sadar dan mengerti.

Bukankah STY pernah menelan kesalahan bulat-bulat lantaran taktiknya tidak tepat? Gara-gara blunder striker Muhammad Taufik di leg kedua kualifikasi Piala Asia U-23 kontra Australia, 29 Oktober 2021. Striker harus membantu pertahanan, itu perintah STY. Bermaksud menyapu bola tendangan bebas di dalam kotak penalti sendiri, nomor 9 justru memberi umpan empuk ke kaki pemain lawan. Berujung sebuah gol menghukum kekeliruan dari sepakannya yang melenceng.

Mengapa Taufik terlupakan? Apa STY dan PSSI masih intens memantau perkembangan mental bertandingnya setelah blunder itu, dulu?

Sponsored

Dari muncul sebagai pahlawan penyelamat (mencetak gol balasan menipiskan ketinggalan 2-3 di leg pertama), Taufik bernasib tragis seperti pembawa sial. Ia pasti sukar mengatasi beban mental bertanding yang dipikulnya sejak laga itu, terbukti tak muncul lagi ke skuad Garuda. Padahal kinerja fisik dan mutu teknisnya lumayan mumpuni demi mengatasi masalah STY di sektor depan, sekarang.

Bagaimana cara memecahkan problem rumit pada striker yang tidak kunjung mencetak gol secara mudah? STY harus mempelajari sesi Pekerjaan Rumah (PR) dengan sungguh-sungguh untuk dipraktikkan secepat mungkin. Berikut, kiat ala Korea Selatan:

Striker timnas dapat berperan seperti Son Heung-min di Tottenham Hotspur. Lihatlah, sewaktu timnya kehilangan bola, Son hanya bergerak mundur membatasi manuver lawan di zona penjagaan sekitar 5-7 meter di radius jarak terdekat tiap kali dia tampil.

Alkisah, pada suatu jeda laga musim lalu, di pinggir lapangan, versus Everton, 6 Juli 2020. Son adu mulut berdebat sengit, hampir berkelahi, dengan penjaga gawang Hugo Lloris, yang memarahinya. Lloris menganggap Son lamban bergerak mengawal lawan. Secara emosional, keduanya saling dorong di tengah rekan-rekan setimnya berupaya melerai. Perseteruan panas mereka bahkan terus berlanjut hingga ke ruang ganti.

Son sangat hemat energi. Jika disuruh paksa turut bertahan, tenaganya buat lari kencang akan terkuras tak berarti. Ia hanya mundur, berjaga di zona terbatas. Jarang mengambil kembali bola yang hilang atau menjangkau lawan. Padahal Son hanya berfungsi tandem, striker seken untuk Harry Kane. Dan hasil membayar prosesnya. Bukan Kane yang musim ini dinobatkan pencetak gol terbanyak Premier League, tapi Son!

Tidak apa-apa kalau kepada STY kita ceritakan sebuah kisah tentang Son dari Spurs. 

Pilihan STY bukan cuma Drajad dan Rafli. Namun, Witan Sulaiman, Stefano Lilipaly, atau Saddil Ramdani dapat pula dicetaknya meniru peranan Son di Spurs. Pasti tidak sulit STY untuk memperbanyak copy tersebut sebagai resep ampuh buat barisan penyerang Garuda.

Selain itu, tendangan keras Marc Klok yang berkelas tetap butuh pelampiasan akan bergetarnya jala gawang. Kejangkungan Elkan Baggot dan kecergasan Rizky Ridho menyambut bola udara tak boleh diragukan.

Soal koneksi duet, kalau dilihat dari yang tercepat, Drajad-Lilipaly berkombinasi melahirkan momen indah begitu licik. Keuletan mereka, baik saat mencari ruang kosong atau menyentuh bola, sulit ditebak para bek lawan.

Saddil-Lilipaly pun sudah lama terkoneksi lewat umpan silang atau trik terobosan. Sejak gol mereka ke gawang Uni Emirat Arab 2-2 di menit akhir 16 Besar Asian Games XVIII, 24 Agustus 2018.

Kerja sama Witan-Rafli atau Klok-Witan, Klok-Lilipaly atau Saddil-Drajad, juga pantas dioptimalkan. Koneksi duet merupakan kekuatan krusial buat cakar Garuda membelit Kuwait dalam laga perdana, Rabu (8/6).

Kilas balik pertandingan bersejarah 26 tahun silam pantas dipelajari STY lagi. Dahulu, cukup duet Widodo C Putro dan Ronny Wabia yang mengobrak-abrik Kuwait di Piala Asia 1996. Walau akhirnya besutan Danurwindo harus puas berbagi angka 2-2. Itu juga setelah aksi tidak sportif, terjangan brutal striker gurun ke wajah kiper Kurnia Sandy, berdampak berdarah dan cedera parah.

Naluri cetak gol sebenarnya banyak tersedia di skuad edisi ini, sedikitnya pada delapan pemain inti. Tinggal kejelian STY memanfaatkan insting asuhannya guna mengintai peluang. Tanpa mereka hilang konsentrasi akibat tekanan berlebihan, instruksi tak penting berbusa-busa dari luar lapangan.

Bila peluit pun berbunyi dan bola sudah ditendang, STY santai bergaya elegan saja. Pelatih yang baik di pinggir lapangan perlu memperlihatkan gestur rileks kepada pemain di tengah lapangan. Biar kesebelasannya bermain lepas dengan cara paling bahagia selama hidup mereka di dunia.

Sebaliknya STY bersifat tidak baik jika terus-terusan mengeluh kekurangan stok striker lokal yang handal dari kompetisi liga domestik. Sejuta pertanyaan besar nanti menyudutkannya, bisa muncul berhamburan dari fans Garuda seluruh dunia. Sejarah fenomenal Piala Dunia-nya mungkin saja berubah bagai dunia terbalik karena dihujat habis oleh netizen. Jadi, dia harus berhenti mengeluh.

Berita Lainnya

, : WIB

, : WIB
×
tekid