sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Skuad Garuda, tuntutlah ilmu sampai ke Cody Gakpo

Timnas berlambang burung Garuda di kostum niscaya tidak lagi laksana sebuah ikon buruk yang sering terinjak kalah di kaki lawan.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Minggu, 24 Mar 2024 07:43 WIB
Skuad Garuda, tuntutlah ilmu sampai ke Cody Gakpo

Celananya ditarik paksa, pinggang Cody Gakpo juga dipeluk erat oleh John McGinn. Insiden di menit ke-37 itu berbuah kartu kuning. Gelandang Skotlandia nomor punggung 7 mendapat peringatan pertama karena mencurangi penyerang nomor 11 Belanda.

Belanda dan Skotlandia memainkan pertandingan persahabatan internasional di Johan Cruyff Arena, Amsterdam, Sabtu (23/3) dini hari WIB. Permainan cantik Belanda masih terlampau memukau seperti era legendaris tahun 70-an.

Secara individual Gakpo menunjukkan teladan berharga buat para pesepakbola lain, khususnya yang berasal dari dunia ketiga. Termasuk mereka yang berlabel tim nasional di papan bawah FIFA -- misalnya seperti Indonesia.

Penyerang klub Liverpool ini tampak memiliki temperamen khas yang disebut "nuchter" (bahasa Belanda). Kata ini dapat diterjemahkan menjadi "cermat", "membumi", "objektif", atau "tidak terpengaruh emosi".

"Nuchter" pertama kali populer di Indonesia berkat novel Burung-burung Manyar karya YB Mangunwijaya (1981). Istilah sederhananya: Kalem. Temperamen yang tenang, fokus, dingin.

Lihatlah, upaya McGinn menghentikan pergerakannya, dengan menarik dan memeluk, tanpa sportivitas sama sekali. Cody tidak menghabiskan energinya untuk terpancing emosi. Dia langsung meminta bola yang baru saja hilang dari kakinya sebagai hadiah tendangan bebas. Gakpo bukan anak manja haus perhatian, dia tidak marah-marah kepada McGinn atau memprotes wasit.

“Secara keseluruhan, ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari pertandingan ini tetapi skornya memalukan bagi kami,” kata McGinn, yang diganjar kartu kuning, kepada kamera TV pasca-laga, dilansir The Telegraph.

Dua menit berselang lewat ketelitian yang tepat, Gakpo mengumpan Tijjani Reijnders, sehingga terciptalah gol indah ke gawang Skotlandia. 1-0 untuk Belanda.

Sponsored

Bayangkan jika dia langsung "meradang" murka akibat dilanggar McGinn di menit ke-37 tadi. Selanjutnya pada menit ke-39 Gakpo mungkin takkan mampu memberi sodoran manis berbuah gol. Pasti setelah itu dia belum kuat mental untuk kembali berkonsentrasi menikmati permainan. Dia kebal dari aksi provokatif lawan, jadi tuntutlah ilmu sampai ke Cody Gakpo. Dia punya ilmu menahan emosi.

Lebih dari itu, dibimbing Ronald Koeman -- pahlawan De Oranjes, juara Eropa 1988 -- skuad Belanda terlihat tambah matang dan makin dewasa. Mainnya mereka lancar, penuh perhitungan.

Gakpo membintang berkat dua assist. Dia kembali berperan penting, kala melayangkan umpan silang di menit ke-72, disambar kepala Georginio Wijnaldum. Sundulan Wijnaldum bagai peluru yang muntah dari senapan mesin penembak jitu.

Dua gol tambahan dari Wout Weghorst (84') dan Donyell Malen (86') menutup kemenangan 4-0 atas Skotlandia. Belanda mantap menatap putaran final Euro Jerman 2024 pada 14 Juni-14 Juli mendatang.

Wajar bila mereka menjadi "saudara tua" bagi Ezra Walian, Diego Michels, Marc Klok, Sandy Walsh, Justin Hubner, Jay Idzes, Nathan Tjoe-A-On, Ivar Jenner, Rafael Struick, dan Shayne Pattynama dari timnas Indonesia. Figur panutan untuk asa menyala.

Contohlah Belanda, maka PSSI akan berprestasi suatu saat kelak di kemudian hari. Timnas berlambang burung Garuda di kostum niscaya tidak lagi laksana sebuah ikon buruk yang sering terinjak kalah di kaki lawan. Syaratnya satu: Bukan dengan dipaksa bermain "speed and power" ala Korea Selatan, namun meniru karakter "nuchter" ciri khas Belanda. Boleh jadi begitu saja.(foxsports,telegraph)

Berita Lainnya
×
tekid