sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengamat: Bawaslu perlu periksa soal Mendag kampanye anaknya

Menurut Ray, Bawaslu sudah semestinya melihat hal ini sebagai bagian dari aktivitas pemilu.

Gempita Surya
Gempita Surya Selasa, 12 Jul 2022 16:51 WIB
Pengamat: Bawaslu perlu periksa soal Mendag  kampanye anaknya

Aksi Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang berkampanye untuk anaknya saat di sebuah acara di Bandar Lampung, menuai banyak tanggapan. Pengamat politik Ray Rangkuti menilai, ajakan untuk memilih yang berkaitan dengan pemilihan umum (pemilu) ini mestinya diperiksa Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Menurut Ray, Bawaslu sudah semestinya melihat hal ini sebagai bagian dari aktivitas pemilu. Untuk itu, kata Ray, Bawaslu perlu melakukan pemeriksaan terkait aksi Zulkifli ini melanggar ketentuan pemilu atau tidak.

"Bawaslu dapat bekerja setidaknya pada dua ranah isu sekaligus, yaitu apakah ada kampanye terselubung atau kampanye tidak waktunya, dan apakah ada praktek politik uang di dalamnya," kata Ray saat dihubungi Alinea.id.

Lebih lanjut, Ray mengatakan, ajakan Zulkifli agar masyarakat yang menerima bantuan migor memilih anaknya yang merupakan kader PAN, merupakan sesuatu yang kurang pantas dilakukan.

Pertama, hal tersebut seolah mengarahkan simpati masyarakat pada hal-hal yang bersifat materiil. Menurutnya, itu bukanlah pendidikan politik yang baik.

"Hal itu seperti mengajak masyarakat memilih seseorang karena bantuan-bantuan materilnya, bukan karena visi, misi dan komitmen politik antara pemilih dengan yang dipilih," terang Ray,

Kemudian, hal tersebut akan membuat anggaran partai membengkak. Terlebih, berdasarkan pernyataan Zulkifli, pembagian migor gratis akan dilakukan secara berulang.

Ray menilai, partai politik dapat beralih ke program-program yang lebih bersifat substantif, sehingga dana kader dapat dialokasikan untuk membantu pendanaan partai politik.

Sponsored

"Dalam situasi di mana anggaran partai terbatas, maka sudah semestinya partai mengalihkan simpati masyarakat dari hal yang bersifat materil ke subtansil," ujarnya.

Terkait minyak goreng yang diklaim merupakan hasil pembelian dari kader PAN, Ray menilai hal ini belum bisa dibuktikan kebenarannya. Menurut Ray, informasi tersebut masih berasal dari internal partai dan belum ada bukti yang menyertainya.

Ray mengatakan, PAN dapat mengungkapkan bukti yang dimaksud untuk meyakinkan publik, misalnya, bukti terkait informasi pembelian minyak goreng yang dibagikan kepada masyarakat.

"Tentu sangat bagus jika PAN mengungkapkan bukti-bukti yang dimaksud untuk lebih meyakinkan publik. Misalnya memperlihatkan struk pembelian minyak gorengnya, atau bukti lain yang bisa memberi info tentang kebenaran pembelian minyak goreng yang dimaksud," tuturnya.

Video viral Zulhas yang dipermasalahkan 

Sebuah video yang viral menunjukkan, Zulhas berinteraksi dengan kaum ibu di sebuah acara. Dalam dialognya, ia menanyakan perihal Minyakita kepada ibu-ibu. Rupanya di acara tersebut ibu-ibu dapat membeli Minyakita seharga Rp10 ribu untuk dua liter.  

"Ibu-ibu di sini diundang katanya ada Minyakita ya. Murah ya. Suruh beli berapa?

 "10 ribu," jawab ibu-ibu.

"10 ribu dapatnya?" tanya Zulhas yang mengenakan rompi biru, dan bicara sambil berdiri. 

"Dua liter," kata para ibu kompak.

"Nah uangnya dikantongi saja. 10 ribu yang nanggung Futri," kata Zulhas sambil menunjuk anaknya yang duduk di kursi utama acara. Ibu-ibu bersorak kegirangan. 

"Kasih tuh kasih sama tuan rumah," imbuh Zulhas. 

Futri menghampiri seseorang yang duduk di bagian samping, kemudian seorang pria berbicara dengan mikrofon. "Sudah terima uangnya dari Mbak Futri. Tepuk tangan dong ibu-ibu gratiiis," katanya.

Video ini beredar dan akhirnya dipermasalahkan. Zulhas dinilai tidak beretika sebagai Menteri Perdagangan, yang meluncurkan Minyakita, dan memanfaatkannya untuk tujuan politik putrinya. 

Tudingan ini diluruskan Juru Bicara PAN Viva Yoga Mauladi. Menurutnya Zulhas dan Futri saat itu sedang ada di acara partai di PANsar murah di Lampung, Sabtu (9/7).

Menurutnya Zulas hadir bukan dalam kapasitas sebagai Mendag melainkan Ketua Umum PAN. Sementara, Futri hadir karena ia calon legislator PAN dapil Lampung I. 

Menurutnya Futri juga mentraktir ibu-ibu untuk mendapatkan minyak goreng dengan dana pribadi.

"Minyak curah kemasan itu beli, tidak gratis. Dan dibagikan oleh Futri di daerah pemilihannya. Hal ini tentu sikap yang baik karena dapat memberi manfaat  bagi ibu-ibu di dapilnya," kata Viva.

Berita Lainnya
×
tekid