sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sambangi Paloh, Abraham Samad bantah melakukan penjajakan

Samad mengaku, pertemuan ini dilakukan guna memberi gagasan kepada Partai Nasdem dalam menghadapi tantangan pembangunan Indonesia ke depan.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Selasa, 10 Jul 2018 16:34 WIB
Sambangi Paloh, Abraham Samad bantah melakukan penjajakan

Mantan Ketua KPK Abraham Samad hari menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di kantor DPP Partai Nasdem, Menteng, Jakarta, Selasa (10/7). Dalam pertemuan yang berlangsung setengah jam tersebut, keduanya mengaku membicarakan persoalan politik seraya bersilaturahmi.

"Ini masih suasana Syawal habis Lebaran, saya kan sudah kenal lama dengan Bang Surya, jadi sudah seperti kakak begitu," paparnya.

Abraham Samad mengatakan kunjungannya ini dalam rangka memberi masukan kepada Nasdem, dalam menghadapi tantangan pembangunan Indonesia ke depan.

"Kalau kita ingin pembangunan terarah, kita harus menentukan arah national interest kita, dan Partai Nasdem dengan politik tanpa maharnya itu perlu diapresiasi. Makanya saya memberikan gagasan yang sekiranya bisa dikerjasamakan," paparnya, Selasa (10/7).

Ketika ditanya apakah dirinya melakukan power sharing ke Nasdem agar diusung sebagai cawapres Jokowi, Abraham berkilah. Ia mengaku menyerahkan sepenuhnya keputusan ini kepada Partai Nasdem.

Sementara dalam kesempatan yang sama, Paloh menyebut peluang Abraham Samad untuk menjadi pendamping Jokowi, amat bergantung pada putusan eks Gubernur DKI Jakarta itu. Apalagi saat ini Jokowi dikabarkan sudah mengantongi beberapa nama cawapres.

Paloh justru menyarankan agar Abraham Samad berjuang di luar Partai Nasdem dahulu, karena ini sama pentingnya dengan berjuang dari dalam.

Menyikapi hal tersebut, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin mengatakan, apa yang dilakukan Abraham Samad bisa saja diartikan sebagai penjajakan politik. Pasalnya, semua pihak sudah pasti mendambakan pinangan Jokowi.

Sponsored

Ujang menilai, manuver Abraham kali ini akan terasa sulit. Bisa jadi, imbuhnya, ia hanya menjadi penyemarak dalam kontestasi tersebut.

"Setiap individu atau bahkan elit-elit partai berkeinginan menjadi cawapresnya Jokowi, termasuk Abraham Samad. Namun, Samad berat untuk bisa jadi pendampingnya Jokowi," ungkapnya kepada Alinea.

Hal serupa juga diungkapkan Hendri Satrio, pengamat politik dari Universitas Paramadina, yang menyatakan jalan Samad akan berhadapan dengan tokoh-tokoh sekaliber Romahurmuziy dan Airlangga Hartarto. Mereka notabene sudah lebih dulu tampil dalam pusaran bursa pendamping Jokowi di Pilpres 2019.

Namun, Hendri menjelaskan apa yang sudah Abraham dengan menemui Surya Paloh sudah tepat, pasalnya, Nasdem kerap tepat dalam menentukan tokoh yang harus duduk di kursi pemerintahan.

"Intuisi Nasdem kerap tepat dalam mengusung tokoh yang harus duduk di pemerintahan," pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid