Tiga faktor pertumbuhan ekonomi Vietnam lebih baik daripada RI

Vietnam menjadi juara di ASEAN karena pertumbuhan ekonominya pada kuartal III-2022 menembus 13,7% (yoy).

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Freepik

Pertumbuhan ekonomi Indonesia konsisten tumbuh ke atas di posisi 5,72% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2022. Namun, capaian tersebut masih jauh lebih rendah dibandingkan negara tetangga.

Ekonom dan pakar kebijakan publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat, membandingkannya dengan Vietnam yang ekonominya tumbuh sebesar 13,7% (yoy) pada kuartal III-2022. Sementara itu, Malaysia dan Filipina ditaksir akan tumbuh masing-masing 6,2% (yoy) dan 5,8% (yoy).

"Vietnam tumbuh begitu mengesankan dan menjadi juara ASEAN pada kuartal III-2022 ini. Vietnam tumbuh tertinggi meski tidak ada proyek pemindahan ibu kota, tidak ada windfall profit dari harga komoditas, dan tidak ada Presidensi KTT G20. Vietnam tumbuh karena daya beli masyarakatnya pulih lebih cepat dan ekspor ke AS meningkat tajam, tumbuh 25,4% (yoy)," tuturnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/11).

Menurutnya, perekonomian Vietnam tumbuh lebih pesat dibandingkan Indonesia karena beberapa faktor. Pertama, berhasil meningkatkan daya beli masyarakat dengan menurunkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 10% ke 8% pada 2022. Indonesia justru menaikkan PPN dari 10% ke 11%.

Kedua, kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar 30% di Indonesia berdampak pada bertambahnya beban publik 30%. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi tidak optimal.