BI siapkan 5 strategi jaga stabilitas keuangan akibat coronavirus

Kasus pertama coronavirus masuk Indonesia mendorong BI untuk menyiapkan mitigasi risiko.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) dalam konferensi pers terkait perkembangan perekonomian Indonesia dan global akibat coronavirus di Gedung BI, Jakarta, Senin (3/2/2020). Alinea.id/Nanda Aria.

Bank Indonesia (BI) menyiapkan lima strategi untuk mengantisipasi dampak lanjutan dari coronavirus bagi perekonomian. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan berkomitmen menjaga stabilitas moneter dan pasar keuangan termasuk memitigasi risiko coronavirus.

"BI pada hari ini menempuh beberapa langkah kebijakan lanjutan untuk menjaga stabilitas moneter dan pasar keuangan dan antisipasi risiko coronavirus," katanya di Gedung BI, Jakarta, Senin (2/3).

Perry mengungkapkan langkah pertama yang akan dijalankan oleh BI yakni meningkatkan intensitas triple intervention, agar nilai tukar rupiah bergerak sesuai dengan fundamentalnya dan mengikuti mekanisme pasar. 

"Bank Indonesia akan mengoptimalkan strategi intervensi di pasar domestic non delivery forward (DNDF), pasar spot, dan pasar surat berharga negara (SBN) guna meminimalkan risiko peningkatan volatilitas nilai tukar rupiah," ujarnya.

Kedua, menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing (valas) bank umum konvensional dan syariah, dari semula 8% menjadi 4%. Kebijakan ini berlaku mulai 16 Maret 2020.