AAJI: Industri asuransi jiwa hadapi ketidakpastian pada 2020

Asosiasi Industri Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sulit memprediksi pertumbuhan industri asuransi sampai akhir tahun.

Dari kiri ke kanan: Ketua Bidang Aktuaria dan Manajemen Risiko Asosiasi Industri Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Fauzi Arfan, Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo, Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon, Ketua Bidang Kerja Sama dan Internasional AAJI Elin Waty, dan Ketua Bidang R&D, Pelaporan, dan IT AAJI Edy Tuhirman saat melakukan konferensi pers kinerja industri asuransi jiwa tahun 2019 di Jakarta, Rabu (11/3/2020). Alinea.id/Annisa Saumi.

Asosiasi Industri Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan pada tahun ini industri asuransi jiwa menghadapi berbagai tantangan baik dari domestik maupun global.

Ketua Dewan Pengurus Budi Tampubolon mengatakan, sejak awal tahun, tercatat banyak tantangan seperti perang dagang, kasus korupsi Asuransi Jiwasraya yang mengguncang industri keuangan non-bank, wabah coronavirus, hingga penurunan harga minyak dunia.

Untuk itu, Budi mengatakan, tantangan ini perlu dicermati secara sungguh-sungguh. "Tahun 2020 ini jadi salah satu tahun yang tanda tanyanya banyak banget. Tantangannya lebih banyak dari tahun sebelumnya," tutur Budi dalam konferensi pers kinerja industri asuransi tahun 2019 di Jakarta, Rabu (11/3).

Budi juga mengatakan, dengan perlambatan ekonomi China akibat coronavirus, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terpengaruh. Sebab, ekspor batu bara ke China yang menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia jadi berkurang.

"Dengan semua kejadian ini, kami sulit memprediksi pertumbuhan industri asuransi sampai akhir tahun. Barangkali tiap tiga bulan mesti dievaluasi ulang prediksinya," tutur Budi.