Ada January Effect atau tidak, analis ingatkan investor lakukan ini

January Effect adalah salah satu produk anomali perdagangan pasar saham, yang bisa muncul bisa juga tidak.

Ilustrasi. Pixabay.

Setiap awal tahun, pasar saham biasanya dihiasi dengan January Effect atau kondisi naiknya harga saham di Januari, dan pengaruhnya terhadap pasar saham menjadi fenomena yang berulang.

Para analis menyebutkan, fenomena January Effect umumnya terjadi karena para investor kembali melakukan entry atau pembelian kembali saham-saham yang sempat dijual di Desember tahun sebelumnya.

Pembelian pada Januari juga dipengaruhi oleh pemikiran optimis setiap investor yang berharap, awal tahun akan menjadi tahun yang baik untuk perekonomian, sehingga melakukan investasi dianggap sebagai bentuk realisasi terhadap resolusi awal tahun baru.

Advisory Partner Grant Thornton Indonesia Marvin Camangeg menjelaskan, January Effect di 2023 ini diprediksi terjadi karena adanya dukungan dari pandemi Covid-19 yang sudah mereda, dan telah dicabutnya status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh Presiden Joko Widodo pada akhir Desember 2022.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Selasa (17/1), IHSG ditutup menguat 1,19% ke level 6.767,34. Indeks kembali ke atas 6.700 setelah terus bergerak di kisaran 6.600, bahkan sempat turun ke level 6.500 dalam delapan hari terakhir berturut-turut.