sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ada January Effect atau tidak, analis ingatkan investor lakukan ini

January Effect adalah salah satu produk anomali perdagangan pasar saham, yang bisa muncul bisa juga tidak.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Kamis, 19 Jan 2023 18:13 WIB
Ada January Effect atau tidak, analis ingatkan investor lakukan ini

Setiap awal tahun, pasar saham biasanya dihiasi dengan January Effect atau kondisi naiknya harga saham di Januari, dan pengaruhnya terhadap pasar saham menjadi fenomena yang berulang.

Para analis menyebutkan, fenomena January Effect umumnya terjadi karena para investor kembali melakukan entry atau pembelian kembali saham-saham yang sempat dijual di Desember tahun sebelumnya.

Pembelian pada Januari juga dipengaruhi oleh pemikiran optimis setiap investor yang berharap, awal tahun akan menjadi tahun yang baik untuk perekonomian, sehingga melakukan investasi dianggap sebagai bentuk realisasi terhadap resolusi awal tahun baru.

Advisory Partner Grant Thornton Indonesia Marvin Camangeg menjelaskan, January Effect di 2023 ini diprediksi terjadi karena adanya dukungan dari pandemi Covid-19 yang sudah mereda, dan telah dicabutnya status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh Presiden Joko Widodo pada akhir Desember 2022.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Selasa (17/1), IHSG ditutup menguat 1,19% ke level 6.767,34. Indeks kembali ke atas 6.700 setelah terus bergerak di kisaran 6.600, bahkan sempat turun ke level 6.500 dalam delapan hari terakhir berturut-turut.

“Meski demikian, investor saat ini masih dalam tahap mengamati atau wait and see apakah dalam sepekan ke depan momentum January Effect akan benar terjadi atau tidak. Investor mulai mencermati berbagai sektor seperti sektor pertambangan, energi, barang konsumsi, hingga bahan baku, sektor perbankan, emiten dengan lini bisnis batu bara yang dinilai masih memiliki potensi di 2023,” kata Marvin dalam keterangan resminya, Kamis (19/1).

Marvin juga menilai banyak faktor yang akan memengaruhi kondisi pasar saham di 2023, antara lain faktor eksternal seperti pelonggaran Zero Covid Policy di China, krisis energi global yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina, ditambah momentum persiapan Pemilu 2024 termasuk dinamika politik yang menyertainya. Selain itu, juga adanya potensi perang dagang baru antara Uni  Eropa dengan Amerika Serikat (AS).

“January Effect adalah salah satu produk anomali perdagangan pasar saham, yang bisa muncul bisa juga tidak. Meski paparan berbagai teori dan strategi tentang January Effect sudah ada, tetapi tidak ada jaminan akan tingkat pengembalian akan kebal terhadap potensi kerugian. Maka dari itu, akan jauh lebih aman untuk tetap menyikapi January Effect dengan bijaksana,” ujar Marvin.

Sponsored

Marvin pun mengingatkan investor, untuk bisa memanfaatkan January Effect dengan baik, maka investor harus memiliki strategi yang tepat. Ada beberapa strategi yang Grant Thornton Indonesia beberkan, antara lain, melakukan pembelian saham pada awal Januari, diversifikasi investasi, dan alokasikan dana cadangan.

Pembelian saham di awal Januari bisa dilakukan, yakni investor bisa melakukan pembelian saham pada awal Januari atau hold saham dari bulan sebelumnya, untuk memanfaatkan kenaikan harga di Januari.

“Strategi dapat dilakukan dengan memilih saham-saham yang dianggap memiliki prospek pertumbuhan baik, seperti saham perusahaan yang memiliki kinerja positif atau saham perusahaan yang memiliki kinerja positif atau saham perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan yang tinggi,” imbuh Marvin.

Kedua adalah diversifikasi investasi dengan investor membeli berbagai jenis saham dari perusahaan yang berbeda sektor dan kapitalisasi pasar, sehingga jika terjadi penurunan harga saham pada sektor tertentu, kerugian yang diderita bisa tertutupi oleh kenaikan saham di sektor lainnya. Dengan demikian, investor bisa mengantisipasi fluktuasi harga saham yang terjadi pada Januari, dan yang terpenting tetap pastikan selalu melakukan analisa fundamental dan teknikal sebelum membeli saham tertentu.

Ketiga, yakni investor harus mengalokasikan dana cadangan untuk antisipasi fluktuasi harga saham yang terjadi sepanjang Januari. Dana ini dapat dimanfaatkan nantinya untuk membantu investor jika membutuhkan dana darurat sehingga tetap bisa bertahan di pasar saham sambil memantau kenaikan harga saham yang ditargetkan.

“January Effect 2023 masih dibayangi oleh sejumlah sentiment global setelah tren kenaikan suku bunga mendominasi pasar sepanjang 2022. Maka dari itu, penting bagi investor untuk tetap memantau kondisi makroekonomi, fundamental emiten pilihan, membuat profil risiko dan tujuan investasi,” kata Marvin. 

Berita Lainnya
×
tekid