Ada potensi ekonomi di sampah plastik

Sampah plastik bisa memberi ekses positif terhadap ekonomi asalkan, dikelola secara serius.

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto (kedua kanan) dan Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said (ketiga kanan) berbincang saat meninjau mesin pengolah sampah plastik usai peluncuran Bank Sampah The Gade Clean & Gold di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (6/3)./AntaraFoto

Pemerintah terus berupa mengurangi sampah plastik. Sampah yang kerap mengancam kelestarian lingkungan itu, dipandang mempunyai nilai ekonomis tinggi bila ditangani dengan baik.

Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rosa Vivien Ratnawaty menilai, sampah plastik memiliki potensi ekonomi yang prospektif.

Pemerintah memiliki cara baru dalam menangani sampah plastik, yakni pendekatan ekonomi. Sampah plastik bisa memberi ekses positif terhadap ekonomi asalkan, dikelola secara serius.

"Ketika bicara soal sampah. Tidak lagi hanya mengumpul dan buang seperti yang lalu. Tapi, sesuatu yang mempunyai nilai ekonomi," kata Vivien di Shangri-la Hotel, Jakarta, Senin (11/3).

Indonesia sudah memiliki sekitar 7.000 bank sampah. Hal ini, memberi dampak positif terhadap masyarakat. Apalagi puluhan ribu nasabah bergerak dalam sektor bank sampah, yang artinya membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.