Aksi merger bank syariah BUMN picu pelemahan IHSG

Kepemilikan saham publik pada BRIS berpotensi terdilusi menjadi 4,4% dari sebelumnya 18,47% setelah proses merger bank syariah BUMN.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,07% ke level 5.096 pada Rabu (21/10). Pelemahan IHSG didorong oleh saham-saham sektor finansial yang turun 0,69% dan sektor properti yang 0,67%.

Tercatat sebanyak 12,8 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp9,5 triliun. Investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp118 miliar.

Saham-saham seperti PT Astra International Tbk. (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk.(MDKA) menjadi lima saham yang paling banyak diperdagangkan investor asing hari ini. Sementara saham-saham seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.(TLKM), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.(ICBP), dan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) menjadi saham yang paling banyak dilepas investor asing.

Associate Director and Research Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan dari dalam negeri, pelaku pasar cukup mencermati informasi terbaru terkait merger bank BUMN Syariah yang memberikan dampak signifikan pada pergerakan saham PT Bank BRISyariah Tbk. (BRIS) yang sudah go public.

BRIS ditunjuk sebagai bank penerima merger karena status terdaftarnya sebagai perusahaan publik. RUPSLB ketiga bank tersebut rencananya akan diselenggarakan pada 15 Desember 2020. Pemegang saham minoritas BRIS dapat memilih menjual ke BBRI dengan harga Rp781 per saham berdasarkan nilai wajar sesuai KJPP. Pemegang saham yang berhak menjual ke BBRI ditetapkan paling lambat 19 November 2020.