Belum ada kajian empiris yang menyebut quantitative easing berhasil mengangkat perekonomian suatu negara.
Tidak ada yang pernah menyangka bahwa Covid-19 begitu besar dampaknya bagi perekonomian dunia. Indonesia tak luput dari imbas pandemi. Semua indikator ekonomi, baik mikro maupun makro negeri ini, berada pada kondisi tidak menggembirakan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 tumbuh melambat 2,97% secara tahunan (year on year/yoy). Kepala BPS Suhariyanto menyebut, dibandingkan kuartal IV 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 2,41%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi, dalam situasi sangat berat ekonomi Indonesia bahkan bisa menyentuh angka minus 0,4% tahun ini. Pada skenario ini, jumlah orang miskin diperkirakan bakal bertambah 3,78 juta orang dari perhitungan BPS 2019 sekitar 24,79 juta orang.
Sementara jumlah pengangguran bakal melejit hingga 12,01 juta orang dari sebelumnya sekitar 6,88 juta orang pada Februari 2020. Artinya, akan ada sekitar 5,23 juta pengangguran baru yang lahir gara-gara Covid-19.