Apindo: Ekspor kakao RI ke Uni Eropa kalah dari Pantai Gading

Indonesia dinilai kurang kompetitif lantaran ekspor kakao ke Uni Eropa justru kalah dari Pantai Gading.

Indonesia dinilai kurang kompetitif lantaran ekspor kakao ke Uni Eropa justru kalah dari Pantai Gading. / Pixabay

Indonesia dinilai kurang kompetitif lantaran ekspor kakao ke Uni Eropa justru kalah dari Pantai Gading.

Ketua Komite Perjanjian Perdagangan Bebas Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Wahyuni Bahar mengatakan komoditas kakao Indonesia kurang kompetitif jika dibandingkan dengan beberapa negara eksportir kakao ke Uni Eropa. Hal tersebut menyebabkan sulitnya ekspor komoditas kakao Indonesia ke pasar Uni Eropa.

"Jadi ada persoalan dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) kita, bukan rahasia lagi bahwa pemeriksaan tidak dilakukan seusai dengan SOP (Standar operasional prosedur), tapi di sana importirnya cek, kantor kami nangani beberapa kasus, ditolak, ternyata ada banyak cacat dan sebagainya," kata Bahar dalam paparannya di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (17/9).

Menurutnya sedikitnya ekspor kakao ke Uni Eropa disebabkan karena produk kakao asal Indonesia masih dikenakan bea masuk 4%-5% oleh UE. Kebijakan tersebut berbeda dengan negara-negara berkembang seperti di Pantai Gading dan Ghana yang sama sekali tidak dikenakan tarif.

"Pantai Gading dan Ghana yang menduduki peringkat teratas dalam ekspor kakao dunia," jelasnya. "Negara Afrika bisa masuk deras, karena mereka dikenakan tarif nol persen, kita tarifnya tinggi," lanjutnya.