Aset BNI di kuartal III-2020 tumbuh 12,5%

Dikontribusi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 21,4% yoy

Petugas Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Banda Aceh memperlihatkan uang pecahan yang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan penukaran selama bulan Ramadan dan Idulfitri di Banda Aceh, Aceh, Selasa (5/5/2020). Foto Antara/Irwansyah Putra/foc.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) membukukan pertumbuhan aset 12,5% year on year (yoy) hingga akhir September 2020. Terutama dikontribusi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 21,4% yoy dari Rp580,9 triliun pada kuartal III-2019 menjadi Rp705,1 triliun pada kuartal III-2020. 

Kendati begitu, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/10), manajemen BNI mencatat terjadi penurunan laba bersih hingga 63,9% menjadi Rp4,32 triliun pada kuartal III-2020. Penurunan laba bersih ini terjadi akibat BNI melakukan pembentukan cadangan yang lebih konservatif. Dengan pembentukan cadangan tersebut, rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio BNI hingga kuartal III-2020 berada di level 206,9%, lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 159,2%.

Perseroan mencatat pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) tumbuh negatif, yaitu -0,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2020. Namun, penurunan tersebut diimbangi dengan upaya penurunan beban bunga yang sebesar -8,0% yoy, sehingga net interest margin (NIM) pada kuartal III-2020 mencapai 4,3%.

Sementara dari sisi pendapatan nonbunga (fee based income), BNI mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,2% yoy, membaik dibandingkan kuartal kedua yang lalu yang tumbuh 3,2%.

Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BNI tercatat tumbuh 21,4% yoy menjadi Rp705,1 triliun pada kuartal III-2020, dibandingkan dengan Rp580,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.