Awan mendung pertumbuhan ekonomi global

Memangkas suku bunga dan melonggarkan kebijakan moneter sebagai cara yang dipilih bank sentral tidak cukup mengangkat ekonomi.

Aktifitas pergerakan harga saham Jerman DAX di bursa saham di Frankfurt, Jerman, Rabu (17/7/2019)./Reuters

Masa depan ekonomi global diprediksi bakal dibayangi mendung hingga tahun depan. Sejumlah bank sentral memang telah mengambil keputusan untuk memangkas suku bunga mereka. Namun perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China diprediksi bakal lebih menghantam pertumbuhan ekonomi global. 

Perkiraan suram itu terekam dalam jajak pendapat Reuters terhadap lebih dari 500 ekonom pada 1-24 Juli 2019. Mereka ditanya soal pertumbuhan ekonomi global. Para ekonom menyimpulkan kalau pertumbuhan ekonomi global berisiko turun, meskipun sejumlah bank sentral utama akan menurunkan suku bunga dan melonggarkan kebijakan moneter mereka. 

Alasan kekhawatiran itu bersumber dari dampak perang dagang AS-China. Belum lagi persoalan sejumlah negara yang selama ini memberikan imbal hasil obligasi negara yang tinggi, tapi data ekonominya justru menunjukkan perlambatan. 

Pasar saham yang sedang rally di tengah harapan kebijakan moneter yang lebih mudah, dinilai para ekonom tidak mampu mengangkat ekonomi sejumlah negara. Ini jelas menunjukkan kalau konflik perdagangan dan ketidakpastian geopolitik mengurangi investasi dan aktivitas sejumlah negara.

Dalam kondisi seperti ini, tingkat pesimisme meningkat. Terlihat dari jajak pendapat Reuters menunjukkan 90% prospek pertumbuhan ekonomi dari sejumlah negara dipangkas atau dibiarkan tidak berubah pada tahun ini hingga tahun 2020.