Bahana TCW: Koreksi IHSG hanya sementara

Kondisi pasar saat ini tidak akan mengulang peristiwa koreksi pasar serupa pada Maret.

Pekerja mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan ponselnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/5/2020). Foto Antara/Muhammad Adimaja/hp.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (10/9) sempat terkoreksi 5,01% menyentuh level 4.891. Sementara mata uang rupiah melemah terhadap kurs Dollar AS yang sempat menyentuh Rp14.900/ US$.

Tekanan terhadap IHSG dan rupiah ini diyakini adanya kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi dengan kembalinya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mulai 14 September. Tak salah jika muncul kekhawatiran koreksi IHSG ini akan memicu kejatuhan seperti Maret 2020.

Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management (BTIM) Budi Hikmat mengatakan, kondisi pasar saat ini tidak akan mengulang peristiwa koreksi pasar serupa pada Maret.

“Tekanan di bursa dan nilai tukar saat ini diharapkan sementara. Sebab, penyebabnya lebih bersifat lokal sebagai antisipasi perlambatan ekonomi akibat PSBB," kata Budi dalam keterangannya yang dikutip Alinea.id, Sabtu (12/9).

Apalagi beragam macrowave indicator untuk kondisi pasar eksternal global masih cukup stabil. Selain menjaga suku bunga global rendah, kelebihan likuiditas akan memaksa dolar masuk siklus melemah dan emas berpeluang paling moncer.