Bahlil: Kita gak perlu takut dengan negara manapun

Ada upaya dari negara lain terutama negara maju untuk menghambat hilirisasi di Indonesia terjadi.

Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dalam pemaparannya di acara Orasi Ilmiah : Transformasi Ekonomi melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal, Rabu (5/10/2022). Tangkapan layar/ Alinea.id/ Erlinda P.W

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, terus menegaskan salah satu instrumen penting suatu negara berkembang untuk berubah menjadi negara maju adalah melalui hilirisasi. Maka ia pun terus mendorong agar investasi hilirisasi terus meningkat di Indonesia.

Adanya hilirisasi, dinilai dapat meningkatkan pendapatan negara melalui nilai tambah komoditas, juga pertumbuhan lapangan pekerjaan. Bahlil merincikan prospek kontribusi hilirisasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dimulai sejak tahun 2020 yaitu dengan penguatan pilar pertumbuhan industri yang berkontribusi pada PDB sebesar 20,8%. Rencananya di 2025 akan meningkat menjadi 21,4% melalui diversifikasi dan peningkatan nilai tambah, lalu 2030 naik jadi 22,3% dengan penguatan basis industri maju.

Prospek peningkatan kontribusi hilirisasi pada PDB berlanjut hingga 2035 mencapai 23,4% dengan penguatan inovasi dan peran global, sebanyak 24,6% di 2040 melalui peningkatan adaptasi industri, dan 26,0% pada 2045 melalui penguatan keberlanjutan.

Dorongan untuk menggenjot investasi hilirisasi ini juga digalakkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Meski demikian, terdapat banyak tantangan bagi Indonesia.

“Tantangannya luar biasa, godaannya luar biasa, minta ampun,” kata Bahlil dalam pemaparannya di acara Orasi Ilmiah: Transformasi Ekonomi melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal, Rabu (5/10).