Bansos Covid-19: Ini resep agar tak salah sasaran

Selain bansos sembako, Kemensos menyalurkan bansos tunai bagi warga di luar Jabodetabek.

Pekerja menyiapkan gula pasir untuk disalurkan ke operasi pasar dan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Gudang Perum Bulog Sub Divisi Regional Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Jumat (3/4). Foto Antara/Fauzan/pras

Presiden Joko Widodo memastikan pemerintah akan mengucurkan stimulus senilai Rp405 triliun. Dana itu digunakan untuk menangani serangan Covid-19, menjaga daya beli masyarakat, dan menahan laju ekonomi agar tidak jeblok. Dari jumlah itu, sebesar Rp110 triliun digelontorkan untuk jaring pengaman sosial.

Sebagai pelaksana dan eksekutor lapangan, Kementerian Sosial mengklaim siap menyalurkan aneka skema bantuan sosial buat masyarakat bawah itu. Pada tahap awal, bansos disalurkan untuk warga yang tinggal di DKI Jakarta dan sekitarnya. Bantuan tidak memandang asal warga atau di mana KTP diterbitkan.

Bantuan menyasar mereka yang terdampak pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang mulai berlaku di DKI sejak 10 April. Apakah pedagang asongan, pedagang kaki lima, penarik ojek daring hingga pekerja informal lain yang mengandalkan upah harian saat bekerja di luar rumah.

”Data dari Pemprov DKI dan pemerintah di Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) sudah siap, sekarang finalisasi. Pak Menteri Sosial sudah perintahkan penyalurannya paling lambat 20 April 2020. Kami harapkan sudah tersalurkan sebelum 20 April dan kami sudah siap,” kata Sekjen Kemensos Hartono Laras, Jumat (10/4).

Hartono mengklaim data telah diverifikasi. Bansos sembako di DKI Jakarta diberikan untuk 2,6 juta jiwa (1,2 juta kepala keluarga). Di Bodetabek dialokasikan kepada 1,6 juta jiwa (576.000 KK). Besar bantuan senilai Rp600.000 per bulan. Baik di Jakarta maupun Bodetabek, bantuan diberikan tiga bulan.