Bansos sembako, penyelamat bagi peternak ayam

Daging ayam yang masuk dalam daftar bantuan sosial Covid-19 diharapkan turut mengerek harga ayam.

Harga daging ayam peternak mengalami penurunan signifikan hingga di bawah harga produksi. Alinea.id/Dwi Setiawan.

Harga daging ayam di konsumen bergerak seperti ayunan. Harga kadang tinggi, ada kalanya rendah. Bergerak seperti roller coaster. Berdasarkan pantauan Alinea.id pada Rabu (15/4), harga daging ayam ras di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan berkisar antara Rp30.000/ekor - Rp35.000/ekor, tergantung ukuran ayam. 

Pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap penjualan daging ayam karena permintaan menurun. Seorang pedagang, Sri Lestari (56), mengaku penjualannya menurun 25% saat pandemi. “Sekarang (hanya bisa jual) 15 ekor per hari. Tutup (jualan) siang. Biasa jam tiga, sekarang jam satu,” ungkap Sri Lestari ketika ditemui di lapaknya.

Pagi itu lapak Sri memang sepi pembeli. Sebagian pelanggan Sri membeli dengan mendatangi langsung lapak, sebagian lainnya memesan melalui jasa transportasi daring (online). Sri mendapatkan pasokan ayam dari Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, seharga Rp30.000/ekor. Dia mengutip Rp5.000 per ekor kala menjual ke pelanggannya.

Pedagang ayam kampung di pasar yang sama, Marwani (40), mengaku harga ayam yang dia dijual masih normal. Berkisar antara Rp40.000/ekor – Rp100.000/ekor, sesuai ukuran ayam. Ia mendapatkan ayam dari Bekasi, Jawa Barat. “Biasanya agak siang ngirimnya. Sekarang (karena Covid-19 dikirim) pagi-pagi. Masalah harga, biasa aja," tutur Marwani.

Lain lagi cerita pedagang keliling, Heri (41). Menurut Heri, harga ayam broiler sebenarnya sudah turun. Namun, para pedagang tak kunjung menurunkan harga. Pedagang menyiasati dengan memberi ayam dengan ukuran berbeda. “Kita beli, misalnya Rp38.000/ekor, dikasih ayam lebih gede,” ujar Heri kepada Alinea.id, Selasa (14/4).