Bantah Prabowo, Kemenperin sebut RI tak alami deindustrialisasi

Kementerian Perindustrian membantah pernyataan capres Prabowo Subianto yang menyebut RI mengalami deindustrialisasi.

Nilai ekspor industri pengolahan nonmigas diproyeksi menembus US$130,74 miliar pada tahun 2018. / Pixabay

Kementerian Perindustrian membantah pernyataan capres Prabowo Subianto yang menyebut RI mengalami deindustrialisasi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengatakan, kontribusi industri manufaktur Indonesia sebagai penopang perekonomian dinilai masih cukup besar. Hal ini terlihat melalui pertumbuhan sektor, peningkatan investasi, penambahan tenaga kerja dan penerimaan devisa dari ekspor.

“Gejala deindustrialisasi itu ketika kontribusi industri terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) sangat rendah, artinya menurun drastis. Tetapi sekarang kan masih cukup tinggi. Apalagi industrinya semakin tumbuh dan investasi terus jalan," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Alinea.id, Minggu (14/4).

Kemenperin mencatat, kontribusi industri manufaktur pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional berada pada angka 20%. Kondisi ini menjadikan Indonesia berada di peringkat ke-5 di antara negara G-20, setelah China (29,3%), Korea Selatan (27,6%), Jepang (21%) dan Jerman (20,7%).

“Padahal, rata-rata kontribusi sektor manufaktur dunia saat ini hanya sebesar 17%,” ujar Haris.