BEI dorong BUMN untuk IPO di periode kedua Jokowi

Belum ada perusahaan BUMN yang mendaftarkan diri untuk melakukan IPO dalam pipeline terbaru BEI.

Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap akan lebih banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masuk mencatatkan sahamnya pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. / Antara Foto

Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap akan lebih banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masuk mencatatkan sahamnya pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan perusahaan yang biasanya mencari pendanaan lewat perbankan, nantinya bisa memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif baru.

"Saat ini kita harapkan lebih banyak perusahaan yang tercatat di bursa ke depannya. Terutama perusahaan BUMN," kata Inarno di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (21/10).

Inarno melanjutkan masih belum ada perusahaan BUMN yang mendaftarkan diri untuk menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) dalam pipeline terbaru yang dikeluarkan BEI pada 7 Oktober 2019. Inarno berharap akan ada perusahaan BUMN di pipeline selanjutnya yang dikeluarkan BEI.

Sama halnya dengan BUMN, Inarno menyebut, perusahaan rintisan atau start-up yang telah menjadi unicorn juga tak masuk dalam pipeline IPO.

"Ya kita harapkan unicorn bisa IPO, tapi memang ada beberapa kendala," kata Inarno.