Belanja online, makin ngetren kala pandemi

Penggunaan aplikasi belanja online tercatat naik hingga 300%.

Peningkatan belanja online mencapai 300% di masa pandemi berdasarkan Analytic Data Advertising (ADA). Alinea.id/Dwi Setiawan.

Duanti Oktarani Tisadewi (24) kini lebih rajin memasak di rumah indekosnya di bilangan Kemayoran, Jakarta Pusat. Aktivitas meramu makanan itu rutin ia lakukan semenjak kantornya menerapkan kebijakan Work From Home (WFH).

Ia pun rutin berbelanja bahan makanan seperti daging, buah-buahan, dan sayuran melalui platform digital. 
Duanti memang terbiasa berbelanja secara daring. Sebelum pandemi Covid-19, ia kerap membeli produk perawatan diri seperti sabun, sampo, dan lainnya secara online di platform e-commerce. Kini, ia sesekali memesan makanan dari restoran melalui aplikasi pesan antar makanan.

“Takut juga sih (keluar rumah). Keluar kalau kerja doang, seminggu sekali. Gue meminimalisir keluar dari kosan. Benar-benar mengurangi kontak dengan orang lain. Kita enggak tahu orang lain dari mana aja,” ujarnya melalui sambungan telepon, Minggu (3/5).

Menurutnya, ongkos kirim belanja daring relatif sama dengan biaya transportasi ke pasar tradisional maupun supermarket. Alih-alih menghabiskan waktu untuk mengantre, dia lebih memilih menunggu barang pesanan di rumah indekosnya. Ketika barangnya sudah sampai, dia keluar rumah mengambil pesanannya seraya memakai masker dan langsung mencuci tangan setelah menerimanya.

“Sekarang jatuhnya lebih murah karena masak sendiri. Di bulan puasa lebih hemat sih. Gue kan enggak suka masak, pulang kantor biasanya beli makan, entah jajan ke mal atau restoran. Itu jatuhnya lebih mahal. Sekali makan Rp20.000 paling murah,” terangnya.