Bentuk holding BUMN Migas, integrasi PGN dan Pertagas terlambat

Ada sedikit perubahan skenario setelah tanggal 28 Juni 2018. 4 anak perusahaan PT Pertagas memaksa proses integrasi berubah.

Petugas berada di atas Kapal Gas Walio pengangkut gas elpiji PT Pertamina saat bersandar di dermaga terminal gas OPSICO PT Pertamina di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (18/10/18). Antara Foto

Dalam upaya membentuk perusahaan induk atau holding BUMN Migas yang dipimpin PT Pertamina, proses integrasi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan PT Pertamina Gas (Pertagas) ditargetkan rampung pertengahan Desember 2018.

Direktur Keuangan PT PGN Tbk, Said Riza Pahlevi, mengakui bahwa proses integrasi kedua perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan dan distribusi gas bumi tersebut mengalami keterlambatan. 

"Ada sedikit perubahan skenario setelah tanggal 28 Juni 2018 kita menandatangani CSPA (Conditional Sales Purchase Agreement) dengan Pertagas," katanya.

Ia menjelaskan, usai penandatanganan CSPA, PGN memiliki waktu 90 hari untuk closing yang akan jatuh pada 29 September 2018. Namun, di tengah perjalanan proses integrasi, terdapat 4 anak perusahaan PT Pertagas yang memaksa proses integrasi  berubah.

Namun, dia memastikan bahwa PGN akan tetap melakukan akuisisi terhadap PT Pertagas dan anak-anak perusahaannya sesuai dengan ketetapan yang dituangkan dalam buku putih pemerintah.