BI diyakini kembali naikkan suku bunga acuan

Pengetatan moneter BI sangat mungkin terus berlanjut, bahkan sampai 2019

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) menyebutkan salah satu sektor industri yang ikut terpukul karena pelemahan nilai tukar rupiah yakni industri makanan dan minuman (mamin)./AntaraFoto

INDEF meyakini Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuan/BI 7 Day Repo Rate pada pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur yang berlangsung pada Jumat (29/6).

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira memperkirakan, Bank Indonesia kembali menaikkan lagi BI 7 Day Repo Rate sebesar 25 basis poin pada pelaksanaan RDG. 

"Sampai akhir tahun, kemungkinan BI 7 Days Repo Rate bisa naik empat bahkan lima kali. Tekanan Rupiah yang terus meningkat menjadi penyebabnya. Ditambah lagi defisit transaksi berjalan melebar dan makin berkualitas. Jadi, pengetatan moneter BI sangat mungkin terus berlanjut, bahkan sampai 2019," jelas Bhima, saat dihubungi, Kamis (28/6). 

Pelemahan nilai tukar Rupiah terjadi karena besarnya tekanan global setelah perang dagang AS dengan China berlanjut. Lainnya adalah adanya ekspektasi kenaikkan Fed Rate hingga sampai lima kali dan kenaikkan harga minyak karena Presiden AS, Donald Trump menyerukan boikot impor minyak dari Iran. 

Hal itu mengakibatkan, Index Dollar AS langsung melonjak ke urutan 95, artinya Dolar AS menguat terhadap mata uang dominan lainnya.