BI optimistis defisit transaksi berjalan tetap 2,5%-3%

Bank Indonesia (BI) menyatakan defisit transaksi berjalan masih sesuai target di tengah pandemi Covid-19.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri), dan Deputi Gubernur Erwin Rijanto, memberikan keterangan pers mengenai langkah kebijakan untuk menjaga stabilitas moneter dan keuangan akibat dampak virus corona di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020). Foto Antara/ /Indrianto Eko Suwarso/ama.

Bank Indonesia (BI) optimistis defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia masih akan berada di kisaran target 2,5%-3% pada 2020 meski diterpa pandemi Covid-19.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan pandemi Covid-19 telah mengganggu perekonomian global dan menghambat rantai pasok sejumlah barang. Dengan demikian, impor barang nasional akan mengalami penurunan yang dalam.

Perry melanjutkan, meski ekspor turut mengalami penurunan, namun komponen impor terkontraksi jauh lebih dalam. Hal ini yang menyebabkan target CAD masih tidak berubah.

"Kalau kita lihat komponen CAD, penurunan impor itu lebih besar karena memang struktur ekonomi kita butuh impor yang lebih tinggi. Penurunan impor yang lebih besar ini kenapa kami perkirakan CAD masih di kisaran 2,5%-3% dari PDB," katanya dalam video conference, Selasa (7/4). 

Selain itu, Perry mengatakan, meski terjadi penurunan devisa perjalanan karena terbatasnya pergerakan orang akibat coronavirus. Namun angka penurunannya tidak sebanyak penurunan impor. Sehingga, target defisit CAD masih terjaga di kisaran target.