BI proyeksikan defisit transaksi berjalan 2019 dikisaran 2,5%-3%

Neraca pembayaran triwulan II-2019 juga diperkirakan tetap baik sehingga mampu menopang ketahanan eksternal Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (20/6)./AntaraFoto

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan defisit transaksi berjalan 2019 berada pada kisaran 2,5%-3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih rendah dibanding 2018 yang mencapai 2,98% dari PDB.

Selain itu, neraca pembayaran triwulan II-2019 juga diperkirakan tetap baik sehingga mampu menopang ketahanan eksternal Indonesia.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Kamis (20/6).

Demikian pula dengan surplus transaksi modal dan finansial yang dinilai berpotensi lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Berlanjutnya aliran modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan investasi portofolio, mendukung surplus transaksi modal dan finansial sejalan dengan prospek perekonomian nasional dan daya tarik investasi aset keuangan domestik yang tinggi.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan triwulan II-2019 ini diperkirakan meningkat dipengaruhi kinerja ekspor barang dan jasa yang melambat, serta kebutuhan repatriasi deviden dan pembayaran bunga utang luar negeri yang meningkat sesuai pola musimannya.