BI: Rupiah masih di bawah fundamental

Tren penguatan rupiah sejak akhir Oktober 2018 telah menekan depresiasi mata uang terhadap dollar AS yang sejak awal tahun mencapai 7,14%

Tren penguatan rupiah sejak akhir Oktober 2018 ini telah menekan depresiasi mata uang terhadap dollar AS yang sejak awal tahun mencapai 7,14%./AntaraFoto

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan arus modal masuk yang tercatat sejak awal November 2018 sebesar Rp24 triliun turut memberikan andil kepada pergerakan rupiah yang cenderung menguat.

"Dari awal November, 'inflow' Rp24 triliun masuk dari saham, SBN maupun 'corporate bonds'," katanya dalam pelatihan wartawan di Solo, Jawa Tengah, Sabtu.

Tren penguatan rupiah sejak akhir Oktober 2018 ini telah menekan depresiasi mata uang terhadap dollar AS yang sejak awal tahun mencapai 7,14%.

Meski demikian, pergerakan rupiah saat ini masih berada di bawah fundamental atau "undervalued" karena mata uang masih berpotensi untuk mengalami penguatan lebih lanjut.

"Kalau melihat gambaran fundamental dan 'outlook' seharusnya rupiah tidak melemah. Tapi rupiah tidak sendirian, karena di 'emerging market' lain juga terjadi. Siapa yang bisa menahan 'capital' tidak keluar dari 'emerging market', kalau ada tekanan dari negara maju," ujarnya.