BI: Utang luar negeri Rp6.348 triliun masih aman dan produktif

Standard and Poor’s (S&P) menurunkan outlook perekonomian RI menjadi negatif karena utang yang membengkak.

Ilustrasi. Pixabay.

Lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor’s (S&P) menurunkan outlook perekonomian RI menjadi negatif dari sebelumnya stabil karena meningkatnya utang luar negeri (ULN) Indonesia untuk menangani Covid-19.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan tingkat ULN Indonesia masih berada dalam kendali yang positif dan produktif. Saat ini ULN Indonesia tercatat sebesar US$407,5 miliar atau senilai Rp6.348 triliun (kurs Rp15.589).

"Kalau kita lihat lebih lanjut, ULN Indonesia masih aman dan terkendali juga produktif," katanya dalam video conference, Rabu (22/4). 

Dia merinci, utang luar negeri Indonesia tersebut terdiri dari utang swasta sebesar US$24,5 miliar dan utang pemerintah sebesar US$203,3 miliar.

Perry pun menjelaskan utang pemerintah telah dihitung secara hati-hati dan di bawah pengawasan dan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sedangkan utang swasta juga telah memenuhi manajemen risiko yang penuh kehati-hatian.