Bisnis penerbangan terseok-seok kala pandemi

Sebelum pandemi Covid-19, industri penerbangan mengalami tren positif.

Petugas melintas di sejumlah pesawat yang terparkir di Terminal 1 Bandar Udara Internasional Juanda Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (25/4/2019)/Foto Antara/Umarul Faruq.

Pengamat penerbangan, Chappy Hakim menilai pemberlakuan protokol kesehatan Covid-19, lockdown, dan penutupan penerbangan international menyebabkan international air traffic terjun bebas sebesar 70% hingga 90% pada Juni yang lalu.

“Pada perkembangannya kemudian, walaupun telah terjadi rebound beberapa waktu yang lalu, akan tetapi angka kejatuhan transportasi antar bangsa itu, khususnya pada transportasi udara, masih berada di atas 60%, terutama dalam sektor angkutan udara penumpang,” ujarnya dalam webinar pada Rabu (23/9).

Di sisi lain, sambung Chappy, bisnis kargo atau angkutan barang yang sempat terdampak, secara perlahan dan pasti, justru menunjukan tren yang sangat cepat menuju normal, dengan sedikit kenaikan.

Sementara, Dosen Sosiologi Universitas Indonesia, Dr. Richard S. Adnan menyampaikan, sebelum masa pandemi Covid-19, industri penerbangan global mengalami tren positif, di mana volume arus penumpang secara global pada bulan desember 2019 meningkat sebesar 4,9%, berdasarkan hitungan Revenue Passanger Kilometers (RPK).

Namun, jelas Richard, sejak Covid-19 muncul sejak awal 2020, pergerakan RPK global mengalami penurunan cukup drastis hingga Maret 2020.