BKPM lelang proyek pengembangan RSUD Hasri Ainun Habibie

Proyek ini merupakan pengembangan proyek rumah sakit menjadi rumah sakit rujukan provinsi (tipe B) dengan kebutuhan investasi Rp841,8 miliar

ilustrasi pixabay.com

Badan Koordinasi Penanaman Modal bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo menyelenggarakan kegiatan market sounding proyek pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Hasri Ainun Habibie.

Proyek ini merupakan pengembangan proyek rumah sakit yang menjadi rumah sakit rujukan provinsi (tipe B) dengan kebutuhan investasi sekitar Rp 841,8 miliar dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15,69%. Adapun mekanisme pengembalian investasi berasal dari pembayaran ketersediaan layanan (availability payment) yang bersumber dari APBD Provinsi Gorontalo dengan masa konsesi 20 tahun.

Proyek ini juga direncanakan akan mendapatkan penjaminan pemerintah (government guarantee) melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.

Dalam acara ini, hadir 100 peserta yang meliputi investor yang bergerak di bidang perusahaan penyedia alat kesehatan, kontraktor, perbankan dan lembaga keuangan, konsultan serta asosiasi terkait. Beberapa perusahaan yang hadir dan tertarik antara lain, General Electric, Samsung C&T Corporation, PT Mega Global Pratama, Philips Indonesia Commercial, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Business France, PT Takenaka Civil Engineering & Construction, PT IDS Medical System Indonesia, PT Sojitz Indonesia, PT Gobel Dharma Nusantara, PT Indokoei International, PT Wijaya Karya Bangun Gedung, PT Nindya Karya, PT Istaka Karya,  Rajafa Healthcare, PT Dharma Medipro, VAMED Healthcare Group, PT Paramount Bed Indonesia, Nickl & Partner, PT Jaya Obayashi, Nippon Koei, Co.Ltd, JGC Corporation, PT Berca Niaga Medika, dan beberapa kedutaan besar negara sahabat dari Inggris, Spanyol, Belanda, dan Austria.

Melalui keberadaan RSUD dr Hasri Ainun Habibie, Pemerintah Provinsi Gorontalo dapat melayani 100% pengguna fasilitas BPJS Kesehatan di seluruh Provinsi Gorontalo dan masyarakat di luar wilayah Provinsi Gorontalo. Sehingga diharapkan RSUD dr Hasri Ainun Habibie dapat dijadikan sebagai pusat rujukan regional wilayah indonesia timur.