BPS sebut La Nina bisa sebabkan kenaikan harga sayur

Curah hujan yang tinggi telah memengaruhi tingkat produksi dan kualitas cabai merah dan bawang merah, sehingga menimbulkan kenaikan harga.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas cabai masih menjadi salah satu penyumbang inflasi pada kelompok bahan makanan. Foto Antara/dokumentasi

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengkhawatirkan, perubahan cuaca akibat badai La Nina yang terjadi secara musiman di Indonesia, bakal berdampak kepada fluktuasi harga tanaman sayur. 

Pada Oktober saja, perubahan cuaca akibat curah hujan yang tinggi telah memengaruhi tingkat produksi dan kualitas cabai merah dan bawang merah, sehingga menimbulkan kenaikan harga dan mendorong terjadinya inflasi pada dua komoditas tersebut.

Akibat curah hujan yang tinggi pada Oktober, cabai merah telah menyumbang inflasi sebesar 0,09% dan bawang merah menyumbang inflasi Oktober sebesar 0,02%. Dua komoditas ini turut berkontribusi terhadap inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,07% di Oktober 2020.

Berbeda dengan tanaman sayuran, tanaman pangan seperti padi diperkirakan masih menunjukkan tingkat produksi yang stabil, dan pasokan beras masih aman hingga akhir tahun, meskipun kualitasnya menurun.

"Untuk beras tampaknya aman sampai akhir tahun. Tetapi sayuran kalau tidak hati-hati bisa menimbulkan fluktuasi seperti bulan ini (Oktober) di bawang merah dan cabai merah," katanya dalam keterangan pers, Senin (2/11).