BPS ungkap penyebab turunnya surplus neraca dagang Indonesia

Penurunan surplus neraca perdagangan dipicu adanya peningkatan impor yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan ekspor.

Ilustrasi. Pixabay.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, surplus neraca perdagangan pada Maret 2023 sebesar US$2,91 miliar. Capaian itu mengalami penurunan dibandingkan Februari 2023 yang mencapai US$5,48 miliar.

“Surplus neraca perdagangan di Maret 2023 ini cukup melemah. Karena jika dibandingkan pada bulan lalu, turun dari US$5,48 miliar,” kata Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Imam Machdi, dikutip Selasa (18/4).

Surplus ini berasal dari ekspor yang mencapai US$23,50 miliar atau naik 9,89% (mtm) dan impor sebesar US$20,59 miliar atau naik 29,33% (mtm). Ini artinya menurut Imam, penurunan surplus neraca perdagangan dipicu adanya peningkatan impor yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan ekspor.

Pada sisi ekspor, sektor nonmigas menjadi penyumbang terbesar dari total ekspor Maret 2023 yaitu mencapai 94,30% atau senilai US$22,15 miliar. Sedangkan 5,7% atau US$1,35 miliar berasal dari ekspor migas.

“Bahan bakar mineral (HS 27) menjadi komoditas ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan nilai ekspor tertinggi, yaitu mencapai US$568,8 juta atau naik sebesar 14,29%,” tutur Imam.