BRI raup laba bersih Rp24,8 triliun di kuartal III-2019

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatat pertumbuhan laba bersih hanya 5,35% atau turun dari tahun lalu 14,6%.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencetal laba bersih sebesar Rp24,8 triliun pada kuartal III-2019 atau tumbuh 5,36% secara tahunan (year on year/yoy). Alinea.id/Annisa Saumi

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencetal laba bersih sebesar Rp24,8 triliun pada kuartal III-2019 atau tumbuh 5,36% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan laba bank pelat merah ini melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 14,6%.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan perlambatan pertumbuhan laba tersebut disebabkan karena perseroan meningkatkan biaya cadangan untuk mengantisipasi kredit macet atau non performing loan (NPL).

"Ada kenaikan NPL, maka ada kenaikan biaya cadangan sehingga pertumbuhan laba kami hanya single digit. Pertumbuhan laba memang turun, tapi labanya tetap naik," kata Sunarso dalam paparan publik triwulan III-2019 BRI, di Jakarta, Kamis (24/10).

Sunarso melanjutkan, NPL tertinggi ada di segmen korporasi dan beberapa sektor industri terutama manufaktur yang dilihat BRI memiliki potensi risiko yang besar. Untuk diketahui, NPL BRI di konsolidasian tercatat naik menjadi 3,08% pada kuartal III-2019, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,5% (quarter on quarter).

Sunarso mengatakan, BRI melihat ada beberapa sektor industri yang menghadapi kesulitan bisnis, seperti industri semen dan tekstil. Untuk mengantisipasi kredit macet dari dua sektor tersebut, Sunarso bilang, BRI sudah mencadangkan dana hingga 100% dari NPL.