BSI ungkap tantangan pengembangan bank syariah pada 2022

Jika dilihat dari sisi jumlah, keberadaan bank syariah di tengah masyarakat masih jauh tertinggal dari bank konvensional.

Ilustrasi Alinea.id/Oky Diaz.

Chief Economist Bank Syariah Indonesia Banjaran Surya Indrastomo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 tercatat 3,51%. Di mana, konsumsi rumah tangga menurun drastis dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan, untuk ekspor dan impor tetap mengalami pertumbuhan yang tinggi. Namun, seiring dengan melandainya kasus Covid-19 dan pulihnya mobilitas masyarakat, ekonomi diperkirakan kembali terakselerasi pada kuartal IV-2021.

"Hal tersebut terjadi karena munculnya Covid-19 gelombang kedua pada Juli-Agustus dan mendorong pemerintah memberlakukan PPKM secara ketat. Sepanjang 2021 ini, isu Covid-19 masih menjadi isu utama hingga Q3-2021," ujar Banjaran Surya dalam acara Sharia Economic Outlook 2022, Rabu (15/12).

Kendati begitu, selama pandemi, transaksi melalui BSI Mobile tercatat meningkat signifikan baik dari jumlah pengguna maupun jumlah transaksi. Hal tersebut menggambarkan nasabah yang telah mengalami shifting dari layanan tradisional ke layanan berbasis digital. Oleh karena itu, BSI berkomitmen untuk senantiasa melakukan peningkatan baik dari segi fitur, experience, maupun keamanan bertransaksi. 

Sebagai informasi, pertumbuhan industri bank syariah di Indonesia menjadi salah satu yang memberikan pertumbuhan dan return tertinggi. Di mana Indonesia menempati peringkat pertama di antara negara besar di dunia. 

Jika dilihat dari sisi jumlah, keberadaan bank syariah di tengah masyarakat masih jauh tertinggal dari bank konvensional. Bahkan, berdasarkan kategorinya belum ada bank syariah yang termasuk dalam BUKU IV.