sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BSI ungkap tantangan pengembangan bank syariah pada 2022

Jika dilihat dari sisi jumlah, keberadaan bank syariah di tengah masyarakat masih jauh tertinggal dari bank konvensional.

Asyifa Putri
Asyifa Putri Rabu, 15 Des 2021 13:58 WIB
BSI ungkap tantangan pengembangan bank syariah pada 2022

Chief Economist Bank Syariah Indonesia Banjaran Surya Indrastomo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 tercatat 3,51%. Di mana, konsumsi rumah tangga menurun drastis dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan, untuk ekspor dan impor tetap mengalami pertumbuhan yang tinggi. Namun, seiring dengan melandainya kasus Covid-19 dan pulihnya mobilitas masyarakat, ekonomi diperkirakan kembali terakselerasi pada kuartal IV-2021.

"Hal tersebut terjadi karena munculnya Covid-19 gelombang kedua pada Juli-Agustus dan mendorong pemerintah memberlakukan PPKM secara ketat. Sepanjang 2021 ini, isu Covid-19 masih menjadi isu utama hingga Q3-2021," ujar Banjaran Surya dalam acara Sharia Economic Outlook 2022, Rabu (15/12).

Kendati begitu, selama pandemi, transaksi melalui BSI Mobile tercatat meningkat signifikan baik dari jumlah pengguna maupun jumlah transaksi. Hal tersebut menggambarkan nasabah yang telah mengalami shifting dari layanan tradisional ke layanan berbasis digital. Oleh karena itu, BSI berkomitmen untuk senantiasa melakukan peningkatan baik dari segi fitur, experience, maupun keamanan bertransaksi. 

Sebagai informasi, pertumbuhan industri bank syariah di Indonesia menjadi salah satu yang memberikan pertumbuhan dan return tertinggi. Di mana Indonesia menempati peringkat pertama di antara negara besar di dunia. 

Jika dilihat dari sisi jumlah, keberadaan bank syariah di tengah masyarakat masih jauh tertinggal dari bank konvensional. Bahkan, berdasarkan kategorinya belum ada bank syariah yang termasuk dalam BUKU IV. 

Selain itu, tantangan lainnya yaitu jangkauan jaringan bank syariah masih rendah. Pada 2020, tercatat share outlet bank syariah terhadap bank umum baru mencapai 7,7%. Artinya dari 1 juta penduduk hanya dilayani oleh sembilan cabang dibandingkan 114 cabang oleh bank umum.

Tantangan terakhir, yaitu rendahnya tingkat literasi dan inklusi terhadap bank syariah. Berdasarkan data BSI, literasi bank syariah hanya mencapai 8,9% dibandingkan bank konvensional yang sebesar 37,7%. Kemudian, untuk tingkat inklusi bank syariah mencapai 9,1% dibanding bank konvensional yang sebesar 75,3%. 

Menurut Banjaran, masih banyak potensi yang bisa digali di industri perbankan syariah. Ia melihat preferensi masyarakat yang kuat untuk perbankan syariah. Sehingga pertumbuhan bank syariah melampaui perbankan konvensional dengan potensi pasar yang sangat besar. Di mana hal tersebut teelihat dari CAGR 5 tahun industri perbankan syariah di Indonesia yang mencapai 13,8%, sedangkan bank konvensional hanya mencapai 7,8%. 

Sponsored

"Potensi besar pertumbuhan industri perbankan syariah juga didukung oleh Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Dengan adanya preferensi masyarakat yang kuat untuk perbankan syariah. Sehingga pertumbuhan bank syariah dapat melampaui perbankan konvensional dengan potensi pasar yang sangat besar," lanjutnya.

Lebih lanjut, bank syariah juga bisa fokus dengan sektor industri halal. Potensi nilai industri halal diperkirakan akan terus bertumbuh pada 2022 seiring dengan ekspektasi pemulihan situasi pandemi. 
Secara rinci, potensi industri halal Indonesia mencapai sekitar Rp4.375 triliun. Dengan potensi makanan dan minuman halal sebesar Rp2.088 triliun, pariwisata ramah muslim Rp162 triliun, fesyen muslim Rp232 triliun, farmasi halal Rp78,3 triliun, kosmetik halal Rp58 triliun, media dan rekreasi halal Rp319 triliun dan aset keuangan syariah Rp1.438 triliun. 

Banjaran mengungkapkan, prospek pertumbuhan industri perbankan syariah dperkirakan akan melanjutkan pertumbuhan positif di  2022. Baik dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun penyaluran pembiayaan. BSI memproyeksikam pada 2022 himpunan DPK akan tumbuh 11,53%. 

"Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terkait gaya hidup halal. Semakin berkembangnya digital banking memudahkan masyarakat untuk membuka rekening dan melakukan transaksi. Sinergi dengan stakeholder ekonomi syariah dari berbagai segmen turut mendorong pertumbuhan DPK industri perbankan syariah," tambahnya.

Terkait dengan penyaluran pembiayaan di industri perbankan syariah tahun depan, BSI memproyeksi akan tumbuh signfikan sebesar 7,25%. Hal tersebut didorong dengan pemulihan permintaan di sektor ritel serta pemulihan di sektor industri manufaktur. 

Pertumbuhan penyaluran pembiayaan juga didukung oleh fokus pemerintah terhadap tujuh sektor prioritas, di antaranya kesehatan, energi, infrastruktur, pangan, TIK, pendidikan dan sosial. Selain dari itu, pertumbuhan industri halal terutama halal food dan halal cosmetics juga ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan.

Sebagai penutup, ia berpendapat bahwa sinergi antara sektor keuangan komersial syariah (perbankan), sosial syariah (ziswaf), sektor riil (industri halal) menjadi kunci pengembangan industri syariah ke depannya.

Berita Lainnya
×
tekid