BUMN farmasi pastikan tidak menaikkan harga alkes dan obat

Industri farmasi melakukan transaksi jual-beli melalui broker sehingga memunculkan mafia.

Sejumlah karyawan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palu mengolah bahan kimia untuk dibuat cairan disinfektan di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (9/4/2020). Foto Antara/Basri Marzuki.

Pandemi Covid-19 membuat permintaan terhadap beberapa produk alat kesehatan dan obat-obatan jenis tertentu melonjak dan menyebabkan kelangkaan karena terbatasnya suplai yang ada. Kondisi ini pun dimanfaatkan oleh mafia alat kesehatan dan obat-obatan dengan menaikkan harga.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir memastikan badan usaha milik negara (BUMN) sektor farmasi tidak akan menaikkan harga alat kesehatan di tengan pandemi Covid-19.

"Kami saat ini mementingkan fungsi kami sebagai agent of development. Kami tak mungkin menaikkan harga," ujar Honesti dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (21/4).

Honesti mengungkapkan mafia alkes dan obat-obatan ini muncul karena industri farmasi melakukan transaksi jual-beli melalui broker. 

Sementara, Honesti menyatakan holding farmasi BUMN membeli alkes dan obat-obatan langsung ke produsen tanpa perantara broker. Sehingga, dapat mencegah kemungkinan naiknya harga alkes dan obat-obatan tersebut.