Cerita pengusaha macramé banjir pesanan kala krisis

Kenaikan penjualan mencapai 450% dalam kurun empat bulan atau selama pandemi.

Infografik produk home decor laris manis. Alinea.id/Dwi Setiawan.

Pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Ekonomi Indonesia tumbuh minus 5,32% pada kuartal II-2020 secara tahunan atau year-on-year (yoy) berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pun turut merasakan dampak kelesuan ekonomi kala krisis akibat Coronavirus. Menurut Survei Bank Indonesia (BI) pada Juni 2020, sebanyak 72,6% pelaku UMKM mengalami penurunan penjualan, kesulitan bahan baku, dan kesulitan permodalan selama pandemi.

Cerita sedih itu tidak berlaku bagi Dewa Collection Bali. UMKM yang menjual berbagai kerajinan macramé ini mencatat kenaikan penjualan sebesar 450% selama pandemi. Produk-produk kerajinan anyaman tali dan benang ini justru banyak diminati di tengah masa pagebluk.

Sang pemilik, Dewanti Amalia Artasari, mengungkapkan mengalami kenaikan omzet dari Rp2 juta per bulan pada bulan Maret menjadi puluhan juta per bulan hanya dalam kurun empat bulan.

Berbagai varian produk kerajinan macramé dihasilkannya, mulai dari sarung bantal, hiasan dinding, kap lampu, gantungan pot, hingga ayunan. Sebagian besar bahannya menggunakan benang katun dan sisanya menggunakan benang nilon dan rotan.