Core Indonesia: Penetrasi internet belum berdampak pada GDP perkapita

Sayangnya di Indonesia, penetrasi internet belum berdampak pada GDP perkapita. Malah kita turun menjadi lower middle income country.

Pelaku UMKM beradaptasi mencari peluang pendapatan di tengah pandemi coronavirus. Alinea.id/Dwi Setiawan.

Pendiri sekaligus ekonom Core Indonesia Hendri Saparini memberikan beberapa catatan terhadap capaian digitalisasi ekonomi Indonesia pada 2021.

"Pemanfaatan digital di berbagai negara miliki impact atas peningkatan GDP perkapita dengan adanya penetrasi internet yang tinggi. Sayangnya di Indonesia, penetrasi internet belum berdampak pada GDP perkapita. Malah kita turun menjadi lower middle income country," kata dia dalam refleksi akhir tahun, Kamis (29/12). 

Seperti dketahui, pendapatan per kapita Indonesia pada 2020 mengalami penurunan, yaitu dari US$4.050 pada 2019, menjadi US$3.879 pada 2020. Akibatnya, Indonesia turun kelas ke negara berpendapatan menengah ke bawah (lower middle income country) setelah pada tahun lalu masuk ke dalam kategori negara upper middle income.

Melihat situasi tersebut, dia menyebut ada banyak faktor lain agar digitalsiasi yang makin cepat ini bermanfaat. Misalnya merubah pemanfataan internet yang saat ini cenderung lebih banyak untuk melakukan aktivitas sosial.

"Perlu ada kebijakan agar peningkatan penetrasi internet juga diikuti peningkatan kue ekonomi di berbagai sektor. Misalkan saja pada e-commerce Indonesia yang tumbuh luar biasa bahkan tertinggi di dunia, tetapi sayangnya baru bicara dari sisi jasa. Kita perlu mendorong dari sisi produksinya. Bahwa dalam e-commerce sebagian besar adalah produk impor karena kita tidak siap dari sisi suplainya. Maka perlu strategi lebih komprehensif untuk lebih mendorong kelompok bawah menghasilan produk sehingga dapat memperbaiki struktur ekonomi/industri," papar dia.