Coronavirus 'goyang' China, Indonesia bisa apa?

Terlepas dari ketergantungan ekonomi yang besar dengan China, Indonesia dapat memetik peluang dari berjangkitnya virus corona.

Wabah coronavirus yang melanda China, berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia. Alinea.id/Dwi Setiawan

China adalah mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Nilai perdagangan antara kedua negara sebesar US$72,82 miliar atau Rp1.019,4 trilun (Kurs: Rp14.000 per dolar AS) pada 2019. 

Hal ini lantaran besarnya jumlah penduduk China yang mencapai 1,4 miliar jiwa dan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$14,1 triliun atau Rp197,4 kuadriliun pada tahun yang sama, menurut proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF).

Serangan virus 2019-nCov (corona baru) yang berawal dari kota Wuhan, China semakin meluas. Korban yang terus berjatuhan menyebabkan hambatan dalam arus barang, orang, dan uang. Hal ini berpotensi mengganggu hubungan dagang Negeri Tirai Bambu dengan mitra dagangnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan mengungkapkan, proyeksi perekonomian dunia 2020 akan berubah dengan adanya serangan coronavirus yang terjadi di China. 

“Saya catat misalnya dari World Bank sudah mengatakan bahwa dampak coronavirus kalau turun 1% ke GDP China, ke GDP Indonesia turunnya bisa 0,3%. Tapi perhitungan di tim saya, bukan 0,3%. Setiap 1% GDP China, penurunannya di Indonesia 0,23%,” jelas dia di Kemendag, Jakarta, Selasa (11/2).